Beijing, nomorsatukaltim.com - Baru-baru ini Presiden China, Xi Jinping, membuat suatu pernyataan dengan meminta satuan militernya, People Liberation Army (PLA), meningkatkan kesiapannya untuk berperang. Jinping mengatakan, China telah memasuki masa di mana ancaman dari asing sangat potensial terjadi.
Hubungan China dengan sejumlah negara berada dalam kondisi panas-panasnya. Misalnya, dengan Amerika Serikat (AS), China konsisten berseteru dengannya. Untuk banyak hal. Mulai dari pandemi virus corona hingga konflik Laut China Selatan.
China pun menaikkan anggaran militer hingga 6,6 persen. Anggaran akan ditetapkan sebesar 1.268 triliun (US$ 178 miliar atau sekitar Rp 2632 triliun) atau terbesar kedua di dunia setelah AS: US$ 738 miliar.
PROFIL XI JINPING
Dilansir dari Wikipedia, Xi lahir pada 15 Juni 1953. Ia adalah Sekretaris Jenderal Partai Komunis, presiden ke-7 China, dan kepala Komisi Militer Sentral Republik Rakyat Tiongkok. Ia juga menjadi Sekretaris Jenderal Komite Tetap Politburo PKT.
Pada 15 November 2012, setelah sebuah pemungutan suara dalam pertemuan parlemen di Beijing, ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok.
Xi adalah putra dari veteran komunis Xi Zhongxun (1913-2002). Dia mengawali sebagian besar karier politiknya di Provinsi Fujian. Ia kemudian diangkat sebagai ketua partai di provinsi tetangga, Zhejiang. Selanjutnya, dia diangkat sebagai ketua partai di Shanghai setelah pemecatan Chen Liangyu.
Ia dikenal karena sikap kerasnya terhadap korupsi dan keterbukaannya mengenai reformasi politik dan ekonomi pasar Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Posisinya di kancah perpolitikan China membuatnya menjadi penerus kelima, menggantikan Hu Jintao, sebagai sekretaris jenderal dan pemimpin tertinggi dari Partai Komunis Tiongkok
Xi menyatakan, kepemimpinannya ini akan digunakannya untuk memajukan kembali perekonomian RRT. Bersama dengan 6 anggota papan atas partai lainnya. Termasuk anggota baru Li Keqiang dan Wang Qishan. Beberapa anggota kelompok “Komite Tetap Politburo” dan sejumlah organisasi lainnya memprediksikan bahwa di bawah kepemimpinannya, China akan kurang progresif.
LATAR BELAKANG KELUARGA
Xi lahir di Beijing. Keluarganya berasal dari County Fuping, Shaanxi. Ia adalah putra kedua dari pasangan Qi Xin dan Xi Zhongxun. Ayahnya adalah salah seorang pendiri gerakan gerilya komunis di Shaanxi dan mantan wakil perdana menteri.
Pada saat itu, ayahnya menjabat sebagai kepala departemen propaganda Partai Komunis. Kemudian menjadi wakil ketua Kongres Rakyat Nasional.
Saat Xi berusia 10 tahun, ayahnya ditangkap dan dikirim untuk bekerja di sebuah pabrik di Luoyang, Henan. Xi kemudian pindah ke County Yanchuan, Shaanxi, pada 1969 dan bekerja di organisasi Gerakan Penduduk Desa Mao Zedong.
Ia diangkat menjadi sekretaris tim produksi di kantor cabang partai. Dari 1975 sampai 1979, Xi belajar teknik kimia di Universitas Tsinghua.