SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Marcelo Parera mendapatkan kabar duka dari kerabatnya beberapa hari lalu. Ibu Kandung Marcelo yang berada di Jakarta, dikabarkan telah meninggal dunia. Kabar itu membuat hatinya hancur, hingga menangis sejadi-jadinya.
Dalam duka yang begitu mendalam, Marcelo sempat merasa begitu bersalah. Pasalnya di saat detik-detik sang ibu akan menghadap Sang Pencipta, ia tak berada di sampingnya. Sejak itulah ia kerap menyendiri dari keramaian. Hingga akhirnya dia ditemukan tak bernyawa di rumah kontrakannya di Jalan Damai RT 27 Kelurahan Sidodamai Kecamatan Samarinda Ilir, Senin pagi (14/9/2020), pukul 08.10 WITA.
Pria 38 tahun itu tewas dalam keadaan menggantung dengan seutas tali. Ia diduga nekat mengakhiri hidupnya, karena depresi sang ibu yang telah meninggal dunia. Dari informasi yang berhasil dihimpun, jasad Marcelo pertama kali ditemukan oleh sepupunya bernama Erick (31). Kala itu Erick hendak memastikan kondisi Marcelo yang belakangan dikabarkan kerap memilih menyindiri.
Erick yang datang bermaksud untuk menjenguk Marcelo. Namun tak mendapatkan jawaban ketika mengetuk pintu kontrakan. Ia kemudian memanggil salah satu tetangga bernama Mario untuk turut membantunya memanggil Marcelo, yang diketahui ada di dalam kontrakan.
"Kami kira dia sedang tidur. Dia biasanya tidur di ruang tamu. Tapi pas diintip dari jendela dia enggak ada," kata Erick saat dikonfirmasi media ini.
Khawatir hal tak diinginkan terjadi kepada Marcelo, Erick lantas melaporkannya ke Ketua RT. Bersama-sama mereka kemudian mendobrak pintu. Ketika mereka berhasil masuk, alangkah terkejutnya mereka menemukan Marcelo sudah tewas dalam keadaan menggantung di dalam kamar tidurnya.
"Tadi ditemukan dia mengenakan baju kaos putih, celananya jeans panjang warna hitam. Saya bangunkan tadinya saya mau ajak dia jalan-jalan ke Balikpapan, untuk ketemu keluarga. Ketimbang dia diam di rumah saja," terang Erick.
Lanjut Erick, dia sebenarnya tak menyangka bahwa Marcelo sampai nekat menghabisi nyawanya sendiri. Padahal Minggu malam (13/9/2020), mereka berdua sama-sama pergi ke gereja untuk beribadah.
"Semalam, kami masih sama-sama ibadah di gereja dan saya lihat mukanya memang murung. Memang dia ini orangnya tertutup tidak banyak cerita. Mungkin pengaruh depresi karena mendengar ibunya baru saja meninggal di Jakarta," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Samarinda Kota, AKP Aldi Harjasatya mengatakan, setelah mendapatkan laporan adanya warga yang ditemukan tewas gantung diri, jajarannya langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil penyelidikan, dirinya memastikan bahwa tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan. Jenazah korban yang berhasil dievakuasi pun telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie untuk dilakukan visum.
"Dari pemeriksaan awal tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Terkait dugaannya karena depresi ibunya meninggal. Tetapi kami tetap melakukan penyelidikan, penyebab pastinya dia gantung diri," singkatnya saat ditemui di Mapolsek Samarinda Kota Senin siang (14/9/2020). (aaa/zul)