Kunjungan di Mal Balikpapan Drop

Jumat 11-09-2020,15:27 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Penjualan buku di salah satu mal di Balikpapan sebelum pandemi corona. (IN)

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan kembali memberlakukan jam malam. Lantaran jumlah kasus terkonfirmasi positif corona belakangan ini justru naik. Sehingga pemerintah “terpaksa” memberlakukan kebijakan tersebut.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kalimantan Timur (Kaltim), Aries Adriyanto mengatakan, pemberlakuan kebijakan tersebut memberikan dampak pada dunia usaha. Salah satunya mal. Sejak diberlakukan jam malam di Kota Minyak, kunjungan di mal kembali drop atau hanya berkisar 15 persen dibandingkan saat kondisi normal.

Padahal, saat ini dunia usaha berupaya memulai usahanya di masa pandemi. Menurutnya, kala kebijakan pelonggaran aktivitas sosial mulai diterapkan, kunjungan di mal Balikpapan mulai membaik.

“Ada kenaikan setelah drop pada Mei 2020. Saat pelonggaran, mulai naik 35 persen. Tapi itu masih jauh dari kondisi normal. Sekarang drop lagi di angka 15 persen,” jelas Aries kepada Disway Kaltim, Kamis (10/9).

Meski kunjungan drop, upaya meningkatkan transaksi sejumlah tenant mal terus dilakukan. Pihaknya optimistis transaksi akan terus naik. Langkahnya, melakukan promosi di media digital. “Promosi melalui digital yang dimiliki masing-masing mal pastinya semakin dimasifkan,” katanya.

Strategi lainnya, menyebarkan penawaran diskon. Dipromosikan melalui online. “Semua punya cara. Seperti diskon. Pasti ada,” tandasnya.

Terpisah, General Manager E-Walk dan Pentacity Balikpapan Superblock (BSB), Yudhi Saharuddin mengungkapkan, pandemi COVID-19 berdampak pada tingkat kunjungan dan transaksi penjualan tenant mal.

“Kita di sini, E-Walk dan Pentacity, totalnya ada 200-an. Tetapi beberapa di antaranya tutup. Karena pandemi COVID-19. Dari pengunjung turun hampir cashflow mereka (tenant) tidak bisa bayar full. Jadi dampaknya luar biasa. Transaksi tenant menurun luar biasa,” kata Yudi.

Yudi mengatakan, ketika kondisi normal, pengunjung per hari mencapai 4.000 orang. Sementara saat memasuki hari libur atau akhir pekan, pengunjung bisa tembus 15.000 sampai 20.000. Namun ketika pemerintah daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pengunjung berkurang di kisaran 30-35 persen dibandingkan saat kondisi normal.

Penurunan juga terjadi akibat pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan. Jika di hari normal mal membuka pada pukul 10.00-22.00 Wita, maka dengan mengikuti anjuran pemerintah, saat ini mal dibuka untuk pengunjung pukul 11.00-21.00 Wita.

Menghadapi turunnya omzet, pengelola melakukan promosi dengan membagi voucher belanja. Voucher belanja ini hanya ditujukan kepada tenant-tenant tertentu. Khususnya sejumlah tenant yang masih konsisten membuka gerainya di tengah pandemi COVID-19. Voucher-voucher ini diberikan kepada pelanggan potensial yang sering berbelanja pada tenant-tenant di E-Walk dan Pentacity.

“Strategi kita adalah support tenant dengan menyediakan voucher. Memang customer berkurang. Tetapi customer potensial mereka tetap datang dan tetap berbelanja. Jadi cukup membantu,” imbuhnya. (fey/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait