Bankaltimtara

Bupati Mahulu, Angela Idang Belawan Mengaku Sempat Ingin Jadi Petinggi Kampung

Bupati Mahulu, Angela Idang Belawan Mengaku Sempat Ingin Jadi Petinggi Kampung

Bupati Mahulu, Angela Idang Belawan bersama Wakil Bupati, Suhuk saat kunjungan ke Kecamatan Long Apari.-(Disway Kaltim/ Iswanto) -

MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Angela Idang Belawan mengaku sempat ingin maju menjadi calon petinggi kampung atau kepala desa, sebelum dirinya memutuskan maju menjadi calon Bupati Mahakam Ulu (Mahulu). 

Sebagai putri kelahiran Kampung Mamahak Besar, Kecamatan Long Bagun, Angela merasa terpanggil menjadi pejabat publik.

Ia prihatin dengan kondisi kampung-kampung di Mahulu yang sampai saat ini belum ada perkembangan.

Padahal menurutnya, setiap tahun pemerintah selalu mengalokasikan anggaran kampung ataupun dana desa dengan nilai yang fantastis.

BACA JUGA: Dinas PUPR Mahulu Tepis Isu Mangkraknya Bandara Ujoh Bilang, Pengerjaan Proyek masih Berjalan

“Saya tadinya punya keinginan mau jadi petinggi. Karena saya merasa miris, dana kampung yang cukup besar, tapi pengelolaannya tidak ada kemajuan,” ucap Bupati Mahulu, Angela saat ngobrol santai bersama wartawan di salah satu kedai kopi di Ujoh Bilang belum lama ini.

Selain pembangunan fisik di kampung-kampung yang nyaris tak ada kemajuan. Angela juga mengaku prihatin dengan kondisi pendidikan anak di kampung-kampung, bahkan banyak yang putus sekolah.

Padahal, perhatian terhadap pendidikan menjadi aset penting di masa depan.

“Memang niat saya selain melihat tidak ada perkembangannya di kampung, pendidikan anak-anak juga seperti itu,” ujarnya.

BACA JUGA: Pemkab Bidik Pengembangan Ekonomi Kreatif, Salah Satunya Batik Khas Mahulu

Namun, niatnya untuk menjadi pemimpin di tingkat kampung nyatanya justru dijawab oleh Tuhan dengan amanah yang lebih besar, yakni terpilih sebagai Bupati Mahulu periode 2025-2030.

Ia juga menegaskan bahwa niatnya maju menjadi calon bupati, murni atas keinginan pribadi. Namun, dalam proses itu, ia mengaku banyak mendengar cerita negatif, seolah ada campur tangan sang ayah, Bonifasius Belawan Geh yang saat itu masih menjabat Bupati Mahulu.

“Ada yang bilang, ah tumbal bapaknya. Saya bingung kenapa dibilang tumbal. Sedangkan lihat saya pun sudah mau jadi petinggi,” kisah Angela.

Menurutnya, apa yang ia jalani sekarang, semua karena adanya berkat Tuhan. Sebagai manusia hanya bisa berjuang, apapun hasilnya tergantung pada yang kuasa.

BACA JUGA: Bupati Angela Kagum dengan Semangat Sekolah Anak-anak di Perbatasan Mahulu di Tengah Keterbatasan

“Jalan Tuhan itu memang luar biasa ya, kita nggak tahu panggilan kita itu nggak tahu di mana. Jadi sudah sampai di titik ini tuh, mau gimana pun capeknya, mau bagaimanapun susahnya, saya cuma bisa mengadakan syukur saya aja,” ucapnya.

Dorong Gerakan Literasi Setiap Sekolah

Semenjak dirinya dilantik menjadi Bupati Mahulu, Angela menyatakan komitmennya untuk mengoptimalkan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan berlandaskan semangat literasi.

Menurutnya, literasi merupakan fondasi penting dalam membentuk generasi cerdas dan berdaya saing di masa depan.

Angela mengungkapkan, jauh sebelum menjabat sebagai Bunda Literasi, dirinya sudah memiliki keinginan untuk mencanangkan kegiatan membaca rutin di sekolah-sekolah setiap hari Jumat.

BACA JUGA: Perkuat Tata Kelola Penegakan Hukum, Pemkab Mahulu Sosialisasikan SIPERDA

“Saya ingin anak-anak Mahakam Ulu punya waktu membaca setiap Jumat. Tidak perlu buku pelajaran, cukup buku cerita atau dongeng yang menyenangkan,” tegasnya.

Ia menilai, kegiatan membaca yang dilakukan secara santai dan menyenangkan dapat menumbuhkan semangat belajar serta memperluas wawasan anak-anak.

Selain itu, kebiasaan membaca juga diyakininya mampu melatih kemampuan berbicara dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.

Angela juga mengaku prihatin dengan kondisi sebagian anak di Mahakam Ulu yang masih mengalami kesulitan membaca meski sudah berada di usia sekolah.

BACA JUGA: Bertemu dengan Jurnalis, Bupati Angela Sebut Pentingnya Kerja Sama dalam Pembangunan di Mahulu

Untuk itu, ia berinisiatif menggandeng mahasiswa dan tenaga pendidik agar bersama-sama memberikan pendampingan belajar tanpa memungut biaya.

“Saya ingin ada kelas khusus bagi anak-anak yang kesulitan membaca. Tidak usah lama-lama, cukup 30 menit saja supaya efektif dan menyenangkan,” jelasnya.

Menurut Angela, langkah kecil seperti kegiatan membaca rutin atau kelas tambahan tersebut dapat memberikan dampak besar terhadap kemajuan pendidikan di Mahulu.

“Hal kecil tapi berdampak besar. Saya ingin anak-anak Mahakam Ulu setidaknya bisa membaca, karena dari membaca kita bisa mendapatkan ilmu dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: