Patung Lembuswana Seharga Rp1,9 Miliar Diresmikan Wagub Kaltim
Wagub Kaltim, Seno Aji bersama perwakilan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, serta tokoh masyarakat berfoto bersama di depan Patung Lembuswana usai peresmian.-(Disway Kaltim/ Mayang)-
Filosofi ini, menurut Seno, sejalan dengan ajaran Paksi Liman Jangga Yaksa, yang menggambarkan pemimpin ideal, kuat secara fisik, tajam dalam berpikir, adil dalam memutuskan, dan bijak dalam melindungi.
Seno menambahkan bahwa pembangunan patung ini bukan hanya sebagai elemen estetika kota, melainkan juga sebagai bagian dari komitmen Pemprov Kaltim dalam pembangunan infrastruktur yang berpihak pada nilai-nilai budaya lokal.
"Ini adalah bagian dari upaya melestarikan warisan budaya sekaligus membangun identitas daerah di tengah pembangunan fisik yang sangat cepat. Kita tidak boleh melupakan akar sejarah dan adat kita," katanya.

Wagub Kaltim, Seno Aji menekan prasasti peresmian patung Lembuswana senilai Rp1,9 miliar.-(Disway Kaltim/ Mayang)-
Dibangun dari Dana Hibah
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR-PERA Kaltim, Rahmat Hidayat, menjelaskan bahwa pembangunan Patung Lembuswana merupakan bagian dari dukungan Pemprov Kaltim terhadap pelestarian budaya lokal Kutai.
Khususnya ikon Lembuswana sebagai warisan sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
"Kegiatan ini dimulai sejak 2023, melalui skema hibah dari APBD Provinsi kepada Lembaga Budaya Adat Kutai. Tahun 2023 digunakan untuk perencanaan, dan tahun 2024 kami realisasikan pembangunan fisiknya," ujar Rahmat.
BACA JUGA: Pemprov Kaltim Kucurkan Dana HIbah Olahraga dan Kepramukaan, Program Pembinaan Mulai Berjalan
Patung dibangun di 2 titik berbeda, yakni di Bundaran Stadion Utama Palaran, dengan luas lahan sekitar 38 meter persegi, dengan nilai kontrak fisik sekitar Rp900 juta.
Selain itu, di depan Bandara APT Pranoto, dengan luas sekitar 78 meter persegi, kontrak fisik Rp1 miliar lebih.
"Keduanya menggunakan bahan utama dari aluminium untuk daya tahan dan keawetan bentuk. Sementara pondasinya dibuat dari batu gunung yang ditanam di bawah dudukan struktur," jelas Rahmat.
Pembangunan patung ini dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan 2 kontrak pengawasan dan 2 kontrak fisik, agar masing-masing titik mendapat penanganan maksimal.
Lebih lanjut, Rahmat menyebutkan bahwa desain patung telah melalui proses kurasi ketat yang melibatkan Lembaga Budaya Adat Kutai.
Bentuk patung dibuat menyerupai figur asli Lembuswana berdasarkan catatan sejarah dan filosofi adat Kutai.
BACA JUGA: Satlantas Polres Berau Berencana Bikin Patung dari Hasil Penyitaan Ratusan Knalpot Brong
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
