Akses Jalan Sulit, Camat Long Apari Singgung Kelancaran Program Makan Bergizi Gratis di Perbatasan
Kondisi akses darat di perbatasan Mahulu memprihatinkan.-istimewa-
MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Timbulnya bencana krisis pangan yang dialami masyarakat di perbatasan Mahulu, seperti Kecamatan Long Apari sebenarnya bukan satu-satunya penyebab karena Sungai Mahakam surut, namun karena sulitnya akses infrastruktur jalan darat.
Camat Long Apari, Petrus Ngo mengatakan, selama ini masyarakat perbatasan selalu dihadapkan dengan persoalan yang sama, yakni sulitnya akses jalan dari pusat kabupaten sampai wilayah paling ujung Mahulu.
Terkait, persoalan tersebut, kata Petrus, beberapa waktu lalu pihaknya bersama jajaran pemerintah kampung di Kecamatan Long Apari telah mendatangi langsung Kantor Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) di Balikpapan dan menyampaikan kondisi yang terjadi di wilayah perbatasan.
“Kami sudah audiensi langsung dengan pihak BBPJN mengenai kondisi akses jalan di wilayah perbatasan. Karena kondisi masyarakat di wilayah Kecamatan Long Apari selalu dihadapkan dengan persoalan yang sama terus setiap tahun,” ujar Petrus Ngo, Rabu 6 Agustus 2025.
BACA JUGA: Hujan Mulai Mengguyur Wilayah Mahulu, Debit Air Sungai Mahakam Perlahan Naik
BACA JUGA: Ekonom Unmul: Mahulu Butuh Jalan yang Layak, Bukan Sembako Murah
Sebenarnya, kata Petrus, akses jalan sudah dibuka sejak zaman periode pertama Presiden ke-7, Joko Widodo dari Kecamatan Long Pahangai sampai di Tiong Ohang (Ibu Kota Kecamatan Long Apari), bahkan sudah terhubung dengan wilayah Kalimantan Barat (Kalbar).
Namun, karena badan jalan yang masih berupa tanah itu tidak dirawat, menyebabkan kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan sudah tidak layak dipakai lagi, karena terdapat beberapa titik yang putus total setelah dihantam longsor.
Kemudian beberapa jembatan di sepanjang jalan tersebut juga rusak parah karena rata-rata masih berupa jembatan kayu yang mudah lapuk.
Ia kemudian menyayangkan kondisi jalan yang tidak dipelihara itu, dan terkesan pemerintah pusat membiarkannya.
BACA JUGA: Sungai Mahakam Surut, Harga Beras di Long Apari Mahulu Tembus Rp 1 Juta
“Sehingga kami di wilayah perbatasan sangat menyayangkan kondisi jalan yang sudah dibuka tapi tidak dilanjutkan pekerjaannya. Padahal masyarakat di perbatasan sangat membutuhkan itu, apalagi ketika terjadi musim kemarau,” kata Petrus.
Selama ini, akses utama masyarakat di wilayah perbatasan hanya mengandalkan jalur Sungai Mahakam, dengan tingkat risiko yang sangat besar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
