Mati Air di 7 Wilayah, IPA Unit III Samarinda Seberang Dikuras

Mati Air di 7 Wilayah, IPA Unit III Samarinda Seberang Dikuras

Samarinda, DiswayKaltim.com - Kemarin pagi, Instalasi Pengolah Air (IPA) Unit III di Samarinda Seberang dikuras. Beberapa wilayah pun akan mengalami mati air. Seperti di Jalan Pattimura, Jl Pangeran Bendahara, Jl HOS Cokroaminoto, Jl KH Harun Nafsi, Perumahan UKA, Mangkupalas dan terakhir di Jl Bung Tomo.

Direktur Teknik PDAM Tirta Kencana Samarinda Ali Rachman AS yang dikonfirmasi kemarin mengatakan, pengurasan tersebut merupakan hal biasa dan rutin dilakukan. Tujuannya tidak lain untuk menjaga kualitas air.

"Pengerjaannya kurang lebih 4 sampai 8 jam, sama seperti pengurasan bak di rumah kita masing-masing. Dan itu kita lakukan 3 sampai 6 bulan sekali," kata Ali saat ditemui di ruang kerjanya.

Ali menyampaikan, pengurasan tersebut tidak akan memakan waktu lama. Dan air yang mati di 7 wilayah yang disebutkan sebelumnya, tidak akan memakan waktu lama. "Tidak sampai dua hari kok," katanya.

Terkait keluhan masyarakat mengenai pipa bocor atau giliran air yang mati di beberapa wilayah lainnya, Ali mengatakan, pengalihan air itu memang dilakukan bergilir dan di daerah tertentu saja yang mengalami mati air. Seperti di Sempaja, PM Noor, Wahid Hasyim 1 dan 2, D.I Panjaitan, Damanhuri dan Mugirejo serta di Pelita 4.

Hal itu terjadi karena kapasitas air yang kurang. Sehingga air yang distribusi air terpaksa dilakukan secara bergiliran. "Tetapi, tahun ini kami sudah ada penambahan kapasitas pompa di Desember. Kita masih menunggu mesin pompanya. Karena pemesanan pompa itu kurang lebih 3 sampai 4 bulan," terangnya.

Ia melanjutkan, penambahan kapasitas pompa juga dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Saat ini pengerjaannya oleh Pemkot dilakukan di Makroman. "Sekarang sudah proses dalam pekerjaan, perpipaan juga sudah dibantu oleh pihak provinsi. Kemudian ada di Sungai Kapih dengan kapasitas 240 liter per detik inteknya dari bantuan provinsi, pipanya dari Pemkot," jelasnya.

Diakui Ali, pemotongan anggaran untuk pengadaan alat pompa dan lainnya juga dialami PDAM Tirta Kencana. Akibat adanya wabah COVID-19. Sehingga PDAM harus menunggu dari anggaran perubahan untuk penyempurnaan pengolahan tersebut.

"Untuk tahun ini, menambah kapasitas kita lakukan seadanya, sesuai anggaran, dan menutupi kekurangan-kekurangan air yang ada di Samarinda," lanjutnya.

Ali menuturkan, tahun depan, akan ada tambahan kapasitas dari bantuan Pemprov maupun dari pusat soal pompa air. Kapasitas pompa yang diberikan kurang lebih 250 liter per detik.

"Bantuan itu untuk di Cendana 3. Kemudian ada juga, bantuan provinsi untuk PDAM di Bengkuring, tahap dua yang 60 liter per detik. Itu untuk mensuplai di daerah Sempaja, yaitu Wahid Hasyim 2 yang selama ini terkena dampak giliran karena ada pembangunan di sana, berikut juga dengan perpipaannya," bebernya.

Untuk ilegal connection yang kerap terjadi, Ali menuturkan memang masih banyak yang ditelusuri oleh PDAM. Bantuan dan laporan-laporan dari warga sangat membantu.

Masyarakat yang melapor aliran air mereka terganggu. Untuk mengatasi hal tersebut, PDAM Tirta Kencana membentuk DMA (distrik meter area) di satu kawasan yang mengawasi jika ada illegal connection.

"Kami sudah pantau dua kali 24 jam. Kebutuhan kapasitasnya berapa? Kami suplai siang hari, sore hari dan malam hari. Dan seandainya kurang, itu pasti akan berdampak terhadap yang lain, sehingga kami bisa melacaknya. Dan dari PDAM setiap hari selalu melakukan penyidakan terhadap para pelaku," tandas Ali. (nad/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: