BENDUNGAN AIR BERSIH UNTUK IKN BARU

BENDUNGAN AIR BERSIH UNTUK IKN BARU

Alokasi anggaran untuk fisik proyek strategis nasional (PSN) ini, tak kurang dari Rp 677 miliar. Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sedangkan untuk pembebasan lahan alokasi anggarannya sekira Rp 80 miliar.

Lebih lanjut, Anang menjelaskan proyek tersebut terus berjalan. Saat ini sudah masuk dalam tahap penetapan pemenang tender. Namun, belum dilakukan penandatanganan kontrak pengerjaan. Dilihat dari LPSE KemenPUPR, pengumuman pemenang 24 Juni. Sedangkan kontrak dengan pemenang dijadwalkan 8 Juli.

"Ini sedang proses lelang. Masih di Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi ( P2JK). Kalau informasinya sudah masuk seruan ke Menteri PUPR," jelas Anang.

Spesifikasi bendungan ini, lanjut Anang, daya tampungnya sekitar 10,6 juta meter kubik (m3). Debit air baku hingga 2.500 liter per detik (lpd). "Untuk kebutuhan di Bendungan Sepaku-Semoi peruntukannya sekira 2.000 liter per detik untuk Kota Balikpapan. Dan 500 liternya untuk ke PPU," ungkapnya.

Saat ini, ada sekira enam sumber air baku di Kaltim. Bendungan Manggar di Balikpapan dengan kapasitas tampung 14,2 juta m3, Bendungan Teritip di Balikpapan dengan 2,43 juta m3, Embung Aji Raden di Balikpapan dengan 0,49 juta m3. Lalu, Bendungan Samboja di Kutai Kartanegara dengan daya tampung 5,09 juta m3, Intake Kalhol Sungai Mahakam 0,02 juta m3 dan Bendungan Lempake di Samarinda 0,67 juta m3.

Sementara untuk kebutuhan di PPU, lanjutnya, akan mendapatkan tambahan dari bendungan yang akan dibangun di wilayah Batu Lepek, Kutai Kartanegara (Kukar). Proyek tersebut di luar proyek Bendungan Sepaku-Semoi.

"Sementara konsepnya seperti itu. Tapi untuk yang wilayah PPU, Sepaku itu kita juga sudah memikirkan. Makanya bendungan yang di Batu Lepek diperuntukkan untuk daerah Sepaku dan sekitarnya, sampai Samboja," beber Anang.

Bendungan Batu Lepek sendiri nantinya akan memiliki daya tampung sekira 108,13 juta m3. Ia menyebutkan, kebutuhan air baku di wilayah yang akan menjadi lokasi ibu kota negara masa depan tersebut, berdasarkan kajian masih perlu ditambah.
"Kurang kalau hanya yang ada ini (Bendungan Sepaku-Semoi) saja. Kan Sepaku itu yang ditunjuk sebagai ibu kota negara," tandasnya.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan di IKN baru tersebut masih ada beberapa proyek lain. Di antaranya Bendungan Samboja II (5,09 juta m3), Intake Loa Kulu Sungai Mahakam, Bendungan Lambakan di Kabupaten Paser (633,89 juta m3), Bendungan Beruas di Kukar (55,4 juta m3), Bendungan Safiak di Kukar (22,65 juta m3) dan Bendungan ITCHI PPU (657 juta m3).

ATASI BANJIR
Lebih lanjut, Anang menguraikan Bendungan Sepaku-Semoi juga diproyeksikan untuk mengatasi potensi banjir yang akan terjadi di sekitar wilayah Sepaku dan Semoi. Namun begitu, pihaknya saat ini juga tengah melakukan pengkajian untuk proyek bendungan khusus untuk pengendali banjir.

Diketahui, wilayah terparah terjadinya banjir ialah di sekitar wilayah aliran Sungai Sepaku. "Kalau banjir penanganan bukan dengan bendungan ini. Itu lain lagi, ada sendiri. Kita sudah mengidentifikasi wilayah yang banjir. Saat ini sedang dikaji, dipelajari," katanya.

Menurutnya, jika semua proses berjalan normal tanpa ada hambatan, maka pembangunan akan dimulai pada akhir 2020 atau paling lambat awal 2021. Ditarget Bendungan akan rampung dalam 3 tahun.

"Proyek pembebasan lahan sedang berjalan. Jika semua berjalan normal, 2023 sudah selesai dibangun. Ini masih berkembang terus, kami terus pelajari," tukasnya.

Untuk pembebasan lahan Bendungan Sepaku-Semoi ialah 378 hektare. Terdiri dari 36 hektare untuk tubuh bendungan dan luas genangan sekitar 342 hektare. "Kami baru sosialisasi, ke depan sudah dimulai pendataan fisik dan yuridisnya," kata Kepala BPN/ATR PPU, Rahmad.

Wilayah bendungan ini akan meliputi 3 desa di Kecamatan Sepaku. Yaitu Desa Tengin Baru, Desa Argomulyo dan Desa Sukamulyo. Diperkirakan, ada sekira 200 pemilik bidang tanah di lahan tersebut. "Proses pendataan ulang sampai saat ini baru meliputi 150 KK (Kepala Keluarga)," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: