Ramainya Kedai Kopi di Citra Niaga Samarinda, Bikin Asyik Aja (1)

Ramainya Kedai Kopi di Citra Niaga Samarinda, Bikin Asyik Aja (1)

Diinisiasi Sejumlah Pengusaha Muda Samarinda, Stigma Kumuh dan Tak Terawat Perlahan Terkikis

Samarinda, DiswayKaltim.com - Bermula dari nostalgia dan obrolan ringan, ide itu terbesit. Membuat kedai kopi. Tak disangka. Hasilnya, luar biasa.

Di salah satu rumah makan di kawasan Citra Niaga. Adi Chandra duduk bercengkerama. Bersama kawan-kawannya. Lidahnya tak berhenti mengunyah. Sambil sesekali mereka bercerita tentang Citra Niaga. Tempat yang konon pernah menyabet gelar penghargaan internasional Aga Khan Award of Architecture (AKAA) pada 1989 silam.

Bicara tentang Citra Niaga, Adi mendadak teringat perjalannya dari luar negeri. Keliling Jepang, Korea Selatan lalu Jepang lagi. Dua tahun berturut-turut sejak 2018. Yang berkesan pengalaman saat di Matsumoto, Nagano, Jepang. ADC berkunjung ke salah satu kedai kopi tua.

Di sana hanya menyajikan kopi secara manual brew. Namun, konsep dan penataannya dibuat berbeda.  Ada pula tempat ngopi ternama, masih di Jepang, dibuat dengan konsep lesehan. Pulang ke Indonesia bukannya berbadan dua tapi berotak ganda. Mind set atau cara berpikirnya mulai terbuka.

Ternyata dua negara tersebut masing-masing punya tempat tongkrongan asyik. Tanpa meninggalkan ciri khas daerahnya. Terkenal pula. Dus, saat itu tidak ada salahnya ia mengadopsi konsep tersebut. Terbesitlah Citra Niaga. Sebagai pilot project pertamanya. Konsepnya tak jauh berbeda. Wadah ngopi yang berada di tengah-tengah pasar.  

Sekitar November 2019 ia mulai memantapkan langkah. Adi atau ADC, sapaan akrabnya, mulai merintis kedai kopi sajen. Lokasinya berada di Jalan Niaga Selatan. Jika menggunakan kendaraan, carilah warung makan yang berdamping dengan konter handphone. Lalu parkir kendaraan dengan rapi. Di antara warung makan dan konter tersebut terdapat sebuah jalan kecil. Itulah jalan masuk menuju kedai kopi miliknya. Sederhana tempatnya. Luasnya mungkin sekitar 8X10 meter.

Awalnya ADC sempat ragu. Apakah pilihannya itu akan menarik perhatian pasar atau tidak. Apakah bisnisnya akan sepi atau malah sebaliknya.
Sebab, Citra Niaga sendiri memang dikenal sepi. Era keemasannya di tahun 90an sudah habis sejak memasuki awal millennium. Perlahan demi perlahan Citra Niaga ditinggalkan. Dibiarkan terlantar. Tidak terawat.

“Gambling memang awalnya,” kata ADC.

Februari 2020 kedai kopi sajen di-launching. Pertama kali buka, ADC menggratiskan dagangannya untuk semua warga di sekitar Citra Niaga. Sepi? Tidak juga. Beberapa pengusaha lokal justru tertarik. ADC kemudian mengajak mereka berkeliling. Melihat petak-petak yang masih lowong. Mereka tertarik. Dari situ cikal bakal keramaian Citra Niaga sebagai tempat tongkrongan baru terbentuk.

Para pengusaha muda ini, mulai menyewa petak. Sayangnya setiap petak dihargai berbeda. Karena diklaim milik perseoarangan.

"Dari dulu Citra Niaga memang HGB (Hak Guna Bangunan), tapi karena sempat carut-marut, akhirnya petak-petak di sini menjadi hak milik warga sekitar. Makanya sewa ke mereka (warga)," ADC membeberkan.

Tidak masalah. Para pengusaha ini tetap bulat dengan niat awalnya. Setelah mendapat petak, grand design pun dibuat. Ingin jadi apa Citra Niaga ini. Apalagi ditambah banyaknya kedai kopi baru. Akhirnya semua sepakat. Ide awalnya bentuknya mengikuti Pasar Santa di Jakarta. Bedanya, di sana semua tenant berada di ruangan tertutup dan full ac. Di sini jauh lebih terbuka. Adapun konsepnya adalah suasana vintage. Ala-ala tahun 60an. Beberapa tempat ngopi akhirnya buka tahun ini.

Setelah itu Citra Niaga perlahan ramai. Tak sekedar diisi oleh pedagang pernak pernik khas Kaltim yang dibeli secara musiman. Sebab, benang merahnya menurut ADC adalah sama-sama memajukan pariwisata di Samarinda. Dengan Citra Niaga sebagai salah satu pusatnya. Karenanya, ADC dan kawan-kawan punya jargon sendiri. Yaitu #kembalikecitra dan #citraaman. Jadi, sudahkah ngopi hari ini? (nad/mic/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: