Apresiasi untuk Perusahaan Berseragam Langit Cerah

Apresiasi untuk Perusahaan Berseragam Langit Cerah

Curhatan Nakes RSUD di Medsos

TANJUNG REDEB, DISWAY – Penambahan kasus Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), saat ini menjadi kekhawatiran tenaga kesehatan (nakes), terlebih jika ada yang masuk ke Berau, tanpa protokol kesehatan yang ketat.

Keresahan akan penyebaran virus corona semakin meningkat, jika orang-orang masuk Berau tanpa protokol kesehatan ketat, viral di media sosial dari status Facebook yang diketahui merupakan nakes di RSUD dr Abdul Rivai, yakni Dani Apri Atmaja. Yang juga, analis kesehatan dan laboratorium medik di RSUD dr Abdul Rivai.

Tulisannya tersebut diunggah pada Selasa (9/6) pukul 22.28 Wita. Hingga malam tadi (10/6), sudah dibagikan 79 kali, dikomentari 67 kali, dan mendapat like 243 kali. Bahkan , dibagikan di sejumlah grup WhatsApp.
Tulisannya berjudul “Perusahaan Pembawa COVID-19 yang Patut Dicontoh.” Memang tidak disebutkan secara gamblang perusahaan yang dimaksud, namun jika dikaitkan, perusahaan tersebut diduga adalah BUMA, yang belum lama ini mendatangkan karyawan dengan carter pesawat, dan memfasilitasi swab test. Apaladi di kolom komentar ada yang menyebut-nyebut nama BUMA.

Dalam tulisannya, Dani Apri Atmaja menyebut, “Kali ini saya tidak membahas dari segi cara perusahaan tersebut dalam dunia ketenagakerjaan yang sedang heboh dibicarakan, tapi saya hanya ingin membahas dari segi cara protap yang mereka lakukan.

Jujur saya agak tak bisa berkata2 ketika banyak yang menghujat dan menghakimi orang2 dari perusahaan tesebut, bahkan tetangga saya sendiri yang kerja pada perusahan itu biasanya selalu menggunakan seragam kerjanya yang berwarna langit cerah tiba2 subuh hanya menggunakan kaus biasa dengan celana levis sepatu safety dimana muncul dibenak saya, bahwa label stigma negatif sudah mulai merebak kemana2.

Namun sebagai nakes, saya memandang cara yang dilakukan oleh perusahaan tersebut cukup baik, dan patut dicontoh (dari segi protap penerbangan) di mana, perusahaan tersebut melakukan RDT sebelum keberangkatan.

Mereka menswab semua karyawannya yang datang yang tentunya tidak murah. Selain itu, mereka mengisolasi karyawannya dengan ketat disebuah tempat yang mereka sediakan.

Dan dalam pandangan saya pribadi harusnya yang kita khawatirkan bukanlah orang2 diperusahaan tersebut, tapi yang kita patut khawatirkan adalah orang2 yang datang yang tidak menerapkan cara2 seperti perusahaan tersebut, dimana kebanyakan hanya berpatokan pada RDT yang nyatanya terkadang memberikan hasil berbeda dengan hasil swab sebagai golden standar pemeriksaan covid.

Sehingga bagi saya kita patut apresiasi cara dan langkah yang telah dilakukan oleh Perusahaan tersebut terhadap karyawannya yang datang kembali dari cuti untuk bekerja dan patut dicontoh oleh perusahaan2 lain yang diam diam juga ada membawa masuk balik karyawannya.

Karena yang diam2 itu yang jadi tanda tanya besar. Dan menurut kacamata pribadi saya memang sih jumlah positif bertambah, namun dengan protap yang perusahaan tersebut lakukan mereka benar-benar bisa mengendalikan dan terkontrol untuk tidak menyebarkan ke yang lain. Sementara yang lain yang tiap hari masuk lewat bandara pakai modal RDT tanpa swab seperti protap perusahaan tersebut di bandara?? Hanya TUHAN saja yang tau. Pantesan Balikpapan menerapkan hasil swab bagi yang mau masuk ke kotanya.

Terima kasih untuk perusahaan seragam langit cerah, memberikan edukasi bagi kami akan kewaspadaan bahwa di luar sana banyak yang sampai hari ini tidak tahu sudah bawa apa dari luar dengan modal hasil RDT saja.
Dalah kalimat akhir, Dia berkata agar tulisan yang dia buat tidak untuk diambil hati.

“Jangan diambil hati, hanya pendapat pribadi. Nda suka atau nda setuju silahkan skip,”

Media ini sempat ingin melakukan konfirmasi dan untuk wawancara lebih lanjut, namun yang bersangkutan tidak merespons.(*fst/***/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: