Sidak Tak Digubris, Bantah Ada Konflik Kepentingan

Sidak Tak Digubris, Bantah Ada Konflik Kepentingan

Ini aneh. Tapi bisa juga tidak aneh. Sama-sama aparatur pemerintahan ribut. Yang satu mengatasnamakan perusahaan. Satunya lagi atas nama rakyat. Mungkin ini hanya terjadi di Kota Bontang. Anggota DPRD otot-ototan dengan ketua RT. Terkait aktivitas pembanguan Bontang Citi Mall (BCM).

SUARA Amir Tosina mendadak tinggi. "Buka..buka..dobrak saja," seru pria yang menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bontang, Selasa (2/6) siang. Amir tak sendiri. Ia bersama rekan satu komisinya menyambangi lokasi proyek pembangunan Bontang Citi Mall (BCM).

Politisi Gerindra ini berang. Kunjungan kerjanya tak disambut hangat oleh pihak pengelola. Pengelola BCM tak berada di tempat. Rombongan DPRD hanya diterima tim dari Ketua RT setempat dan Babinsa.

Amir menilai aktivitas konstruksi di proyek senilai Rp 900 miliar ini bermasalah. Pengangkutan tiang pancang dari Pelabuhan Lok Tuan menuju lokasi proyek dianggap keliru. Sebab menyalahi jam operasional.

Satu jam sebelumnya, Komisi III DPRD sudah bertemu dengan Dinas Perhubungan Bontang. Kemudian bertolak ke lokasi proyek. Pimpinan komisi bermaksud menegur penanggung jawab proyek swasta ini. Hanya saja tidak bertemu.

Lokasi proyek memang sepi saat itu. Ketua RT 25, Harnowo mengaku kegiatan sedang libur. Ia meminta agar DPRD lebih dulu bersurat, sebelum kunjungan inspeksi.

Jawaban Harnowo membuat Amir panas. Ia meminta agar pagar proyek dibuka. Tapi ketua RT menolak. "Tidak bisa pak, kuncinya tidak ada," terang Harnowo.

Harnowo merupakan bagian dari pihak manajemen. Ia bersama 6 orang ditunjuk dalam tim terpadu. Tugas mereka sebagai "humas eksternal". Setiap organisasi masyarakat menjalin komunikasi melalui tim ini sebelum ke manajemen.

"Kami ditunjuk oleh investornya, ada juga tanda tangan Lurah Tanjung Laut," ungkap pria yang menjabat sebagai Sekretaris di Tim Humas Eksternal BCM ini.

Situasi semakin memanas. Ketua RT membantah tak ada pelanggaran dari pengangkutan material ke lokasi proyek. Harnowo dan rekannya kompak menjawab. Seluruh aktivitas pengangkutan diawasi oleh petugas. Pengawalan juga dilakukan sejak dari Pelabuhan Lok Tuan. "Selalu dikawal petugas," tandasnya.

Suasana mereda saat anggota dewan Agus Suhadi menengahi. Agus meminta agar kunjungan dilakukan lain waktu. Saat manajemen ada di lokasi proyek.

Kepala Dinas Perhubungan, Kamilan mengatakan jam operasi angkutan mobil truk gandeng sudah diatur. Sesuai Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) jam operasi angkutan tiang pancang mulai pukul 21.00 Wita sampai dengan 06.00 pagi.

Tetapi Dinas Perhubungan hanya memberikan rekomendasi. Praktik di lapangan menjadi kewenangan polisi. "Penindakan kewenangan polisi kalau ada yang melanggar," ujar Kamilan.

Proyek pengerjaan pusat perbelanjaan modern ini ditarget bisa selesai akhir tahun. Bangunan 5 lantai berdiri di atas lahan 2 hektare ini dibiayai penuh oleh investor asal Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: