Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Resmikan PCR Labkesda

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Resmikan PCR Labkesda


SAMARINDA, DiswayKaltim.com- Satu lagi laboratorium milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bisa menguji swab Coronavirus Disease (COVID-19). Yakni UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) di Jalan Ahmad Dahlan, Samarinda.

Pengoperasian Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) Labkesda ini, mulai Selasa (2/6) kemarin. Ditandai dengan peresmian yang dilakukan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi.

Kini, Kaltim memiliki empat laboratorium yang bisa melakukan tes corona. Yakni di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB), RS Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, RS Kanjuoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan dan UPTD Labkesda.

Hadi Mulyadi ketika dikonfirmasi Disway Kaltim berharap, laboratorium yang baru diresmikan ini bisa segera beroperasi. “Dengan demikian kita tidak perlu lagi mengirim sampel ke Jakarta atau Surabaya. Kita juga bisa menganalisis bagaimana pertumbuhan dan perkembangan COVID-19 di Kaltim,” kata Hadi usai meresmikan Laboratorium PCR di Labkesda di Jalan Ahmad Dahlan, Samarinda.

Lab PCR ini, untuk sementara hanya melayani pengujian di internal Kaltim. Belum bisa melakukan pelayanan untuk pengujian dari luar. Hadi berharap, dengan penambahan peralatan kesehatan ini, mampu mempercepat penanganan virus corona di Benua Etam.

Selama ini, pemeriksaan virus corona di Kaltim harus melalui Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya yang memerlukan waktu lama dan biaya cukup besar. Selain itu, PCR yang ada di Labkesda ini, juga bisa digunakan untuk pengujian penyakit lain, seperti TB dan malaria.

"Ini sebuah kemajuan di laboratorium kesehatan kita. Di mana, PCR ini melengkapi laboratorium biomolekuler untuk pemeriksaan virus corona. Semoga ini mempercepat pekerjaan-pekerjaan kita. Selain waktu dan biaya, juga bisa digunakan deteksi penyakit lain serta dimanfaatkan jangka waktu lama," pungkasnya.

Kepala UPTD Labkesda Kaltim Agus Joko Praptomo menjelaskan, alat tersebut sekali berjalan membutuhkan waktu selama tiga jam. Serta dapat melakukan pengujian sebanyak 96 sempel. Tapi, dari jumlah tersebut, dikurangi empat untuk kontrol. Sehingga, hanya bisa menguji 92 sempel.

Menurutnya, kontrol itu diperlukan untuk menghindari hasil palsu. Dalam sehari, laboratorium ini hanya melakukan pengujian sebanyak tiga kali. Berarti sehari mampu melakukan pengujian sebanyak 276 sempel.
"Minimal dua kali running sehari dan hari Sabtu kami tetap melakukan pelayanan. Khusus pemeriksaan virus corona. Untuk pemeriksaan mandiri sebesar Rp 1,9 juta per sampel. Itu sudah mendapat subsidi dari pemerintah," jelasnya.

Hasil pengujian swabnya pun dalam sehari sudah bisa langsung keluar. Lalu langsung di-upload diaplikasi khusus yang terintegrasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Alat PCR ini sedikit berbeda dengan alat yang ada di RSUD AWS. Ini menggunakan open reagen. Alat ini tidak tergantung penuh pada satu merek reagen. Kalau kehabisan di tengah jalan, bisa menggunakan reagen yang lain. Tidak seperti di laboratorium RSUD AWS yang menggunakan plus reagen. Hanya menggunakan merek reagen tertentu.

“Kalau plus reagen habis, bakal bingung untuk mengambil bahannya di mana. Akan kebingungan. Tapi kalau alat kami, reagennya kosong masih bisa pakai reagen lain. Itulah kelebihannya,” bebernya. (mic/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: