Pecahkan Rekor setelah 10 Tahun Puasa Gelar
Bayu Radit saat memberikan arahan dalam pertandingan final melawan SMAN 1 Balikpapan. (Ufqil Mubin) Samarinda, DiswayKaltim.com – Tim SMAN 2 Samarinda membawa kejutan dalam Honda DBL East Kalimantan Series 2019 di GOR Segiri Samarinda, Sabtu (3/8/2019) malam. Tim ini berhasil membawa pulang gelar juara setelah mengalahkan SMAN 1 Balikpapan. Gelar ini pertama kali didapatkan SMAN 2 Samarinda. Sejak mengikuti liga ini pada 2009, baru kali ini tim basket yang mewakil Kota Tepian di final ini dapat menggondol gelar juara. “Kami menunggu 10 tahun untuk dapat gelar juara. Tahun lalu sempat masuk final. Tapi kalah,” kata Pelatih SMAN 2 Samarinda, Bayu Radit. Kesempatan final tahun ini dimanfaatkannya dengan baik. Anak-anak asuhnya tak berniat masuk final. Hanya ingin sampai semifinal. Bermain dengan SMAN 1 Balikpapan di final dianggap Bayu sebagai bonus. Tim SMAN 2 Samarinda memang dinilai bukan tim unggulan dalam kompetisi basket antarpelajar paling bergengsi di Indonesi itu. Sementara lawannya, dipenuhi para pemain dengan skill yang sangat mumpuni. “Di final ini kami bermain lepas. Nothing to lose. Karena kami bukan tim yang diunggulkan. Saya suruh anak-anak bermain lepas dan ngotot,” terang Bayu. Usaha tim ini berbuah hasil. Di kuarter pertama, mereka unggul 22-12. Kemudian kuarter kedua dan ketiga tertinggal dengan masing-masing skor 34-33 dan 51-45. Di kuarter terakhir, tim ini mengeluarkan seluruh kemampuannya. Setelah saling menyalip di menit-menit terakhir, mereka dapat menang tipis dengan skor 68-65. Kata Bayu, pola permainan timnya muncul dalam final ini. Sebelumnya, mereka bermain tanpa strategi yang efektif. Rata-rata anak asuhnya memiliki kemampuan berlari yang cukup baik. Ia memanfaatkan kekuatan ini saat bertanding dengan SMAN 1 Balikpapan. “Saya bikin mereka fun. Mereka ini mentalnya kurang. Saya katakan kepada mereka, kita ini bukan siapa-siapa. Harus bermain ngotot,” katanya. Dia tidak menekan para pemainnya di lapangan. Bayu membaca lawannya yang dianggapnya terlalu overconfidence. Hal itu dinilai Bayu sebagai kelemahan tim SMAN 1 Balikpapan. “Musuh yang terlalu overconfidence cenderung terlalu percaya diri. Di situ kami ambil kesempatan,” terangnya. (nq/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: