Bandara Samarinda Diserang Lumpur, Ini Kata Dirjen Perhubungan Udara
Dirjen Perhubungan Udara dan Kedishub Kaltim saat Jumpa Pers
Samarinda, DiswayKaltim- Keberadaan tambang ilegal di sekitar Bandara APT Pranoto direspons Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti.
Menurutnya, berdasarkan kajian Kementerian Perhubungan bahwa limbah tersebut tidak mengganggu operasional penerbangan.
Hal itu disampaikan Polana saat memantau arus balik di Bandara APT Pranoto, Jumat (7/6/2019) pagi. "Kalau itu kami akan koordinasi dengan pemprov dan ESDM untuk mencari solusi terbaik seperti apa," kata Polana.
Menurutnya pada 2020 mendatang, Kemenhub menargetkan seluruh bandara tidak mengalami dampak kerugian lingkungan. "Tahun 2020 kami punya target untuk kurangi atau kendalikan dampak lingkungan," ucapnya.
Terkait kubangan lumpur yang sempat mengganggu akses masuk bandara, Polana menyebut hal itu tidak berdampak pada operasional penerbangan.
“Secara operasional mungkin tidak terlalu nampak, tapi dampaknya hanya limbah lingkungannya. Kami akan coba cari solusi supaya limbah ini tidak mengganggu," pungkas Polana.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim, Salman Lumoindong ketika dikonfirmasi mengatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim soal limbah tersebut.
"Kalau dibilang salah atau tidak, itu bukan wewenang kami karena yang tahu itu ESDM," ucap Salman.
Disamping itu, pihaknya juga akan mempertanyakan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) perusahaan tambang yang beroperasi tersebut.
“Kalau ada limbah berarti nanti akan dilihat dokumen amdalnya," tegas Salman.
Hingga berita ini dibuat, aktivitas pertambangan di sekitar APT Pranoto masih beroperasi. Meski demikian jalan yang sebelumnya sempat digenangi oleh lumpur perlahan mulai surut. (m3/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: