Masjid Al Aqsa Tidak Akan Dibuka untuk Salat Tarawih

Masjid Al Aqsa Tidak Akan Dibuka untuk Salat Tarawih

Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Areal masjid ini diklaim oleh penganut agama Islam, Kristen, dan Yahudi sebagai tempat suci. Tahun ini, masjid dengan area seluas 35 hekrare itu tidak akan dibuka untuk salat tarawih. Demi menghindari penyebaran wabah corona. (Istimewa) Yerusalem, Diswaykaltim.com - Sejumlah ulama di Timur Tengah telah mengeluarkan fatwa agar pelaksanaan salat tarawih selama bulan Ramadan 1441 hijriah dilaksanakan di rumah. Karena itu, masjid-masjid akan ditutup demi menghindari penyebaran wabah COVID-19. Tak terkecuali di lingkungan Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Masjid ini tidak akan dibuka untuk pelaksanaan ibadah salat tarawih pada bulan Ramadan. Demikian disampaikan dewan ulama masjid, Kamis (16/4/2020) lalu. Ketika Ramadan, sebanyak 10 ribu umat Islam mengunjungi Masjid Al Aqsa dan Kubah Shakhrah di situs suci tersebut setiap hari untuk menunaikan salat tarawih. Keputusan untuk melarang tarawih di kompleks seluas 35 hektare itu merupakan perpanjangan dari kebijakan yang sudah dikeluarkan sejak 23 Maret lalu. Dalam pernyataan tertulis, dewan ulama menyebut keputusan tersebut memang menyakitkan. Namun sejalan dengan fatwa hukum dan anjuran kesehatan. Demi keamanan, umat Islam diminta melaksanakan ibadah di rumah masing-masing selama Ramadan. Walaupun begitu, azan salat lima waktu akan dikumandangkan dari Masjid Al Aqsa selama Ramadan. Para petugas di kompleks masjid juga masih diperkenankan masuk. Kompleks Masjid Al Aqsa merupakan situs yang disucikan dalam ajaran tiga agama: Islam, Nasrani, dan Yahudi. Ketiganya telah mengambil langkah pencegahan penyebaran virus corona. Misalnya, pada pekan lalu, umat Yahudi di sekitar Yerusalem diminta merayakan Paskah di rumah dan hanya berkumpul dengan keluarga inti. Padahal biasanya ibadah Paskah dilangsungkan bersama-sama di Tembok Ratapan. Bagi umat Nasrani, peringatan dan ritual Paskah, yang biasanya digelar dengan ramai oleh umat di Gereja Makam Kudus, pada pekan lalu hanya dilakukan oleh sekelompok kecil rohaniwan gereja yang mengenakan masker. Sejauh ini, otoritas Israel melaporkan setidaknya 140 kasus kematian akibat virus corona. Hampir 12.600 kasus infeksi virus tersebut. Hampir 300 kasus infeksi tercatat di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina. Karena itu, semua masjid di Gaza telah ditutup per 25 Maret di Tepi Barat sejak 14 Maret. (ant/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: