Jumat Agung di Rumah

Jumat Agung di Rumah

===================   PERAYAAN Jumat Agung 2020 tidak seperti biasanya. Tahun sebelumnya, masih dilakukan di gereja. Kali ini, hanya dilakukan secara online dalam bentuk live streaming. Di YouTube ataupun website gereja. Seperti yang dilakukan Gereja Mawar Sharon (GMS). Mereka merayakan Jumat Agung melalui website resmi gereja. Memang, ibadah streaming sudah dilakukan gereja tersebut sejak lama. Tapi, bagi masyarakat yang tidak sempat pergi ke gereja. Pandemi virus corona membuat cara beribadah pun sementara ini berubah. Penggunaan media daring lebih dimaksimalkan. Ditambah, dalam kondisi seperti ini, banyak agenda menyambut paskah yang berubah. Bahkan, ada juga yang batal dihelat. Emma Fifilia, jemaat GMS Samarinda mengakui jika ibadah Jumat Agung tahun ini tidak datang ke gereja. Namun di rumah masing-masing. “Tahun ini ibadahnya secara langsung lewat online gitu,” katanya, kepada Disway Kaltim, Jumat (10/4). Mahasiswi jurusan Ilmu Hukum di Universitas Widyagama Samarinda ini menjelaskan, selain pelaksanaan ibadah, dilakukan juga perjamuan kudus.  Tapi, roti dan anggur dipersiapkan sendiri. Roti melambangkan tubuh Yesus. Sementara anggur, melambangkan darah Yesus. Ia sendiri tidak merasa kecewa dengan keadaan seperti sekarang ini. Tetap mensyukuri karena masih bisa beribadah Jumat Agung. “Kalau saya sendiri dalam Jumat Agung ini kehadiran Tuhan itu tidak terputus. Walaupun dilakukan secara online kita bisa merasakannya,” terangnya. Emma sendiri mengakses website gms.church/streaming/kalimantan. Prosesi ibadah tersebut menginduk GMS Pusat di Surabaya. Yang dipimpin oleh Pastor Philip Mantofa. Selain GMS, dari pantauan media ini, perayaan Jumat Agung kemarin di Samarinda terlihat sepi. Dari informasi yang didapatkan, sebagian gereja melakukan ibadah secara online. Bahkan, ada beberapa gereja yang sehari sebelumnya telah melakuakan perekaman untuk ibadah Jumat Agung ini. Hal yang sama dilakukan oleh Gereja Katolik, Pastor Paroki Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda, Moses Komela menambahkan, minggu ini merupakan pekan suci. Diawali dengan Minggu Palma. “Minggu palma ini akan berakhir sampai minggu nanti saat perayaan paskah,” terangnya. Minggu Palma bagi Katolik merupakan perayaan pembuka sebelum memasuki rangkaian hari raya paskah. Lalu, Kamis suci. Kemudian dilanjut dengan perayaan Jumat Agung. Lalu, minggu (12/4) besok digelar perayaan paskah. Ada juga perayaan Kamis Putih untuk mengenang perjamuan terakhir Yesus barsama para muridnya. Sebelum Ia disalibkan. Dalam momen tersebut, Yesus memberikan perintah kepada murid-muridnya untuk saling melayani. Kalau Jumat Agung, dirayakan untuk mengenang sengsara Tuhan Yesus sebelum ia disalibkan. Sebenarnya, jika tidak ada pandemi Corona, Sabtu subuh akan dilakukan jalan salib. Tapi, karena kondisi seperti saat ini, peringatan tersebut ditiadakan. “Malamnya, tepatnya pada malam minggu, ada namanya malam berjaga-jaga. Sampai pada minggu subuh yaitu peringatan paskah. Berarti kebangkitan Tuhan Yesus. Itulah rangkaian paskah yang harusnya dirayakan kami umat Katolik. Tapi, untuk ibadah, kami lakukan online,” terangnya. Ia pun menjelaskan, sesuai protokol yang telah ditetapkan pemerintah, untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, yaitu tidak melakukan perkumpulan. Termasuk kegiatan keagamaan. Untuk itu, beberapa aktivitas gereja termasuk peribadatan dilakukan secara online. “Dari beberapa minggu lalu, kami tidak melakukan kegiatan ibadah di gereja. Pasca instruksi dari pemerintah. Untuk ibadah streaming yang kami lakukan, sekitar 3.400 orang yang mengikuti secara online di Kaltim,” pungkasnya. PERAYAAN DI BALIKPAPAN Sama halnya dengan di Balikpapan. Perayaan Jumat Agung terpaksa berlangsung via online. Hal itu sesuai dengan surat edaran dari pemerintah maupun surat edaran Uskup Agung Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto, tentang kebijakan pastoral dalam menyikapi perpanjangan masa tanggap darurat COVID-19. Setidaknya ada dua gereja besar yang menghentikan kegiatan ibadah di gereja, yakni Gereja Katolik Paroki Santa Theresia di Prapatan dan Gereja Bethany Favor of God (FOG) Balikpapan. Terpantau, ibadah Jalan Salib di Gereja Katolik Paroki Santa Theresia dilakukan oleh Suster Gabriel FSE, Suster Laura dan Suster Hilaria. Ibadah tersebut dilakukan secara live streaming via YouTube dan Facebook. Salah satu warga di lingkungan Santo Yohanes Sentosa, Paroki Santa Theresia, Yuliana mengaku sedih dengan keadaan saat ini. Perayaan ibadah Kamis Putih, Jalan Salib dan Jumat Agung dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing. Meskipun kegiatan bisa dilakukan via online mengikuti arahan pastor pimpinan gerejanya, namun ia tetap merasa kehilangan keakraban sesama umat. "Biasanya ini momen besar yah, kita bisa saling menyapa dan bertatap muka, tapi kita menghormati kebijakan keuskupan maupun pemerintah untuk mengikuti ibadah dari rumah," ujarnya, Jumat (10/4). Sementara itu, Gembala Senior Gereja Bethany Favor of God (FOG) Balikpapan, Pendeta Samuel Kusuma mengatakan, perayaan Jumat Agung di gerejanya disiarkan secara langsung menggunakan media online dan radio. Ia prihatin perayaan tahun ini tidak bisa dilakukan bersama jemaat. Disisi lain, pihaknya tetap mendukung protokol kesehatan Pemkot untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. "Makna Jumat Agung 2020 ini tetap mengenai kesederhanaan Kristus. Sudah tiga minggu ini kami ibadah on line dan jemaat di rumah masing-masing, sejauh ini tidak ada kendala," ungkapnya. Ia menjelaskan, ada beberapa hal dalam ritual ibadah yang bisa dilakukan keluarga jemaat di rumah, seperti perjamuan kudus. Ia meminta agar jemaatnya menyiapkan roti atau biskuit cracker serta anggur atau sirup, agar ritual ini bisa tetap dilakukan dari rumah masing-masing. "Semua terdampak, saya rasa semua jemaat sudah mengerti. Ini saatnya kita bergotong royong dengan peduli kasih kepada sesama," ujarnya. (mic/ryn/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: