Masjaya: Perlu Ketemu Parpol untuk Perjuangkan Ibu Kota Negara
Rektor Unmul Masjaya
Samarinda, DiswayKaltim.com - Upaya menjadikan Kaltim sebagai ibu kota negara dinilai masih kurang agresif. Selain kajian akademis, perlu dilakukan juga perjuangan secara politis dan gerakan masyarakat.
Rektor Unmul Masjaya menuturkan, setidaknya ada tujuh indikator untuk menjadi ibu kota negara. Pertama, ada lahan luas milik pemerintah atau BUMN. Ini untuk efisiensi. Kedua, lahan tersebut harus bebas bencana alam. Ketiga, sumber daya air harus mencukupi. Keempat punya akses infrastruktur yang baik. Kelima minim potensi konflik sosial. Keenam memiliki budaya terbuka terhadap pendatang. Ketujuh mempunyai pertahanan dan keamanan yang baik.
"Untuk sumber air, Kaltim masih dikaji," kata Masjaya.
Dia mengatakan, gerakan masyarakat di antaranya bisa melalui organisasi Perkhidmatan Rakyat Kalimantan Timur (PRKT), perlu diseriusi. Kebetulan Masjaya menjadi dewan pakarnya. Sebab, upaya provinsi lain untuk merebut ibu kota negara lebih meriah. Padahal, tambahnya, kriteria Kaltim jauh lebih kuat.
“Bukit Soeharto sudah diteliti Bappenas. Maka perjuangan selanjutnya perlu dilakukan PRKT," ujarnya.
Selain perjuangan rakyat, menurut dia perlu perjuangan politis. Untuk perjuangan dari sisi politik, Masjaya menuturkan perlu ada pertemuan dengan ketua-ketua parpol. Sebab kalau ini bisa dilakukan akan berdampak bagus bagi Kaltim.
Menurutnya, kalau perjuangan politis lemah, posisi Kaltim bisa kalah. Dia juga menampik asumsi bahwa gubernur tidak mendukung merebut ibu kota negara ke Kaltim. Menurut dia, secara politis, posisi ini sulit dilakukan gubernur. Makanya, gubernur melempar isyarat ini ke masyarakat.
Gubernur tak bisa berjuang sendirian di depan. Butuh dukungan kuat dari masyarakat dan perguruan tinggi.
“Kalau mau berdaulat, masyarakat perlu melakukan pergerakan dan gubernur pasti mendukung dari belakang. Selain itu perlu juga memperjuangkan ada menteri dari Kaltim," imbuhnya. (hdd/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: