Lebih Bahaya dari Corona
Oleh: Chehob Helmi Masyarakat Indonesia dilanda kecemasan. Presiden Joko Widodo mengumumkan dua Warga Negara Indonesia yang positif corona. Virus yang telah menyebabkan beberapa kasus kematian pengidapnya. Sejak awal kemunculannya di akhir Desember 2019 di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Tiongkok. Sampai sekarang virus ini memang belum ada obatnya. Ini yang membuat sekelompok masyarakat kemudian panik dan menyerbu tempat penjualan kebutuhan pokok. Terutama masker dan antiseptik. Membuat harga masker melambung tinggi dan langka. Polisi disibukkan mencari penimbunan masker. Panik. Bersalaman agak waswas. Bahkan ada saran kalau salat ke masjid bawa sajadah sendiri dari rumah. Bukan bermaksud meremehkan virus corona. Tanpa kita sadari sebenarnya ada yang lebih berbahaya dari virus itu. Yaitu kecelakaan lalu lintas. Yang sudah terbukti sebagai satu dari lima penyebab kematian tertinggi di dunia. Untuk di Balikpapan saja, data dari Satlantas Polresta Balikpapan memperlihatkan di Januari dan Februari 2020 sudah ada delapan orang yang meregang nyawa di jalan raya Balikpapan. Dengan roda dua sebagai kendaraan yang paling banyak terlibat. Artinya, jika di rata-rata dalam rentang waktu tersebut, setiap tujuh hari ada satu pengguna kendaraan yang meninggal di jalan raya. Namun hingga saat ini belum pernah kita mendengar atau melihat kepanikan masyarakat dengan kasus-kasus kecelakaan di jalan raya. Misal dengan memborong alat-alat keselamatan di jalan seperti halnya memborong alat pelindung dari virus corona. Malah saking takutnya dengan virus corona, ada yang saat menggunakan sepeda motor menggunakan masker tapi tidak pakai helm. Corona memang perlu diwaspadai. Namun kepanikan akan bahaya virus ini tidak perlu melebihi seharusnya. Apalagi di Tiongkok jumlah penderitanya turun drastis. Artinya, Indonesia juga harusnya bisa mengendalikan virus tersebut. Nah, sekarang waktunya fokus juga mencegah kematian di jalan. Entah dengan cara memborong alat-alat keselamatan di jalan atau dengan standar keselamatan yang sudah ada. Karena sampai sekarang pemerintah belum menemukan cara mencegah kematian di jalan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: