Ada Tower, Tak Ada Jaringan

Ada Tower, Tak Ada Jaringan

PEMASANGAN fasilitas telekomunikasi di Kecamatan Maratua, beberapa waktu lalu. namun, masih ada kampung di Berau yang susah jaringan telekomunikasi.(DISKOMINFO FOR DISWAY BERAU) REPORTER M. SYAIFUDDIN ZUHRIE EDITOR RAHMAT EFENDI TANJUNG REDEB, DISWAY – Jaringan telekomunikasi menjadi salah satu yang mendesak bagi warga Kampung Rantau Panjang, Kecamatan Sambaliung. Saat musyawarah rencana pembangunan kecamatan, belum lama ini, hal itu disampaikan Kepala Kampung Rantau Panjang Rahmawati Supriyady. “Internet sekarang sudah seperti kebutuhan dasar masyarakat modern, tetapi kami warga Rantau Panjang belum juga dapat menikmati itu dengan maksimal. Padahal, menara telekomunikasi sudah berdiri sejak lama,” ungkapnya di musrenbang yang juga dihadiri Bupati Berau Muharram. Mendengar keinginan warga Rantau Panjang, Muharram mengaku baru mengetahui di Kampung Rantau Panjang yang dekat dengan ibu kota kabupaten, masih sulit sinyal telekomunikasi, apalagi internet. “Kalau memang itu betul, nanti Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) yang akan menyelesaikan,” ujarnya. Dihubungi terpisah, Kepala Diskominfo Berau Susila Harjaka mengatakan, tower yang berdiri di Kampung Rantau Panjang bukan milik pemerintah daerah, melainkan milik anak usaha Telkom Indonesia. Sehingga, pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan pengelolaan menara tersebut. “Memang sama dia sejak dibangun, kalau tidak salah tiga tahun lalu, tidak dikelola optimal. Makanya jadi pajangan. Nah, warga mengira yang bangun daerah, padahal bukan,” ujarnya. Namun demikian, dia mengatakan, pihaknya akan melihat dan mencari solusi terkait penyediaan jaringan telekomunikasi maupun internet di Kampung Rantau Panjang. Hanya saja, bila itu harus diupayakan tahun ini, ia mengaku anggaran belum mencukupi untuk pembangunan jaringan telekomunikasi. “Tahun 2019 kemarin kami hanya terfokus pada daerah yang blank spot, itu pun sebagian besar pemasangan jaringan bantuan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika,” tuturnya. Untuk menuntaskan persoalan blank spot di sejumlah kampung, ia juga berencana mengusulkan penyediaan alat penangkap sinyal VSAT dapat dianggarkan melalui dana desa. “Tapi itu baru sebatas usulan. Kami harap bisa dipenuhi, agar kampung yang tidak ada sinyal bisa menikmati jaringan, walau belum internet. Minimal sinyal untuk saling berkomunikasi,” ujarnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: