Hati-Hati Kabar Hoaks Virus Corona

Hati-Hati Kabar Hoaks Virus Corona

Andi Sri Juliarty. (dok) === Balikpapan, Diswaykaltim – Berita yang menyebut terdapat tenaga kerja asing (TKA) asal Wuhan, Tiongkok di Kota Minyak menuai komentar Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan. Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebut, TKA tersebut tidak ada hubungannya dengan isu penyebaran virus corona. “TKA asal Tiongkok itu sudah ada di Balikpapan sebelum 14 hari belakangan ini. Jadi tidak masalah (tidak terpapar virus corona),” sebutnya, Rabu (29/1). Selain itu, beredar kabar ada seseorang yang dirawat di Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) lantaran terjangkit virus corona. Parahnya lagi kabar itu menyebut orang tersebut meninggal dunia. Hal ini membuat Juliarty meradang. Ia menegaskan, kabar tersebut hoaks. Sebab, untuk menentukan seseorang meninggal karena virus corona adalah berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen yang dikirim ke Laboratorium Puslitbangkes Jakarta. "Yang boleh mengirim hanya Dinas Kesehatan. Kami tidak ada mengirim spesimen atas nama yang dimaksud," jelasnya. "Kami belum menemukan. Kalau bisa jangan sampai ada," pungkas Juliarty. Senada, Direktur RSKD Edy Iskandar menegaskan rumah sakit yang dipimpinnya belum ada menerima pasien dengan dugaan virus corona. "Itu tidak benar. Kami belum ada menangani pasien tersebut," ujarnya. Beredarnya dua kali informasi tentang adanya pasein yang dirawat dan bahkan sampai meninggal dunia lantaran virus corona tersebut sempat membuat panik masyarakat. Sebagian dari mereka ingin mencari tahu kebenaran hal tersebut. "Benar kah ada pasien virus corona di RSKD? Kalau iya jadi parno deh," ujar warga Balikpapan bernama Desy di salah satu grup WhatsApp. Seperti diketahui hingga saat ini Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan belum ditemukan adanya wabah virus yang telah mematikan banyak orang di Tiongkok dan berbagai negara lain. Sebelumnya, Diskes Balikpapan bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan membuka layanan konsultasi. Untuk memberikan informasi keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih tertahan di Tiongkok. Ini diungkapkan Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty di sela-sela sosialisasi pencegahan dan penindakan pelanggaran karantina kesehatan, Selasa (28/1). Juliarty menyebut, hingga saat ini masih banyak WNI yang tertahan dan tidak bisa keluar dari Tiongkok. Sebab pemerintah setempat masih memberlakukan pengawasan ketat bagi keluar masuknya warga dan pendatang. “Nanti warga Indonesia yang pulang ke sini dan orang-orang yang sedang melakukan kunjungan ke sana, dan yang dibolehkan pulang akan menjalani masa inkubasi selama 14 hari di sini,” jelasnya. Jika mereka tidak memiliki gejala virus corona maka tidak menjadi masalah. “Tidak semua warga yang berasal dari Tiongkok langsung diisolasi di Balikpapan,” tegasnya. Kepala Seksi Karantina Pelabuhan dan Bandara Kemenkes Gunawan Nugroho mengatakan, kondisi saat ini sudah siaga nasional. “Kami sebelumnya sudah lebih siap. Kami punya dokumen kontingensi, yaitu bagaimana menanggapi keadaan gawat darurat di masyarakat,” ujarnya, Selasa (28/1). Tim yang berada di bawah Kemenkes, di wilayah, dan yang berada di akses pintu masuk pelabuhan-bandara telah dikerahkan. “Jadi sudah ada beberapa edaran untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab sebetulnya pengawasan tersebut sudah rutin. Hanya, karena ada kasus ini lebih ditingkatkan lagi,” tambahnya. Ia menegaskan kembali terkait beredarnya isu orang yang terjangkit virus corona di beberapa daerah. Itu tidak benar. Semua dugaan tersebut telah dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium. Kemenkes akan selalu terbuka jika benar ada suspect. “Jadi kalau ada demam kami lihat. Suhu panas infeksius itu 38 derajat ke atas. Tapi lihat juga riwayat perjalanannya. Jika tidak dari Tiongkok, hanya panas biasa,” jelasnya. Gunawan mengatakan, untuk transportasi air atau kapal yang masuk, tidak perlu dikhawatirkan. Terlebih jika hanya kapal barang. Karena, ia yakin bahwa virus tidak akan sampai ke Indonesia disebabkan masa inkubasi virus hanya 1-14 hari. Sedangkan perjalanan kapal itu cukup lama. “Diimbau kepada masyarakat tidak perlu panik. Jangan lupa selalu cuci tangan dan menggunakan masker yang sudah ditetapkan,” ujarnya. (bom/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: