Pabrik Detonator Dibangun di Muara Badak

Pabrik detonator di Kukar -Ari Rachiem -nomorsatukaltim.disway.id
KUTAI KARTANEGARA, NOMORSATUKALTIM - Kehadiran industri detonator di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Namun, industri ini juga menghadapi tantangan dalam operasional dan penerimaan masyarakat.
Pembangunan pabrik ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor detonator sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar.
Saat ini, industri tersebut telah menyerap sekitar 130 tenaga kerja, dengan hampir 90 persen berasal dari Kukar, Samarinda, Bontang, dan Balikpapan.
BACA JUGA: Dewas Perumdam Tirta Kandilo Angkat Bicara soal Rekomendasi Pemecatan Direktur
Masyarakat sekitar merasakan dampak positif dengan terbukanya lapangan kerja baru. Banyak warga lokal yang kini bekerja di pabrik tersebut, sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
"Apalagi dengan beroperasinya industri ini telah menyerap sebanyak 130 tenaga kerja yang sebagian besar atau hampir 90 persen merupakan tenaga kerja lokal baik dari Kukar, Samarinda, Bontang, maupun Balikpapan, sehingga ekonomi lokal makin tumbuh," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono,pada Jumat 15 Februari 2025.
Namun, ia juga menekankan bahwa masyarakat perlu memahami pentingnya mendukung industri ini agar dapat berjalan secara optimal dan memberikan manfaat jangka panjang.
"Mudah-mudahan pabrik ini terus berkembang. Kalau ada kendala investasi di Kukar, laporkan ke saya. Kami siap mendukung agar investasi bisa berjalan lancar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar," tambahnya.
BACA JUGA: Pilkada Kukar 2024: Sidang Lanjutan di MK, Saksi Ahli Bongkar Aturan Masa Jabatan
Pabrik detonator ini sudah diresmikan pada Rabu 12 Februari 2025 di Desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak. Pabrik tersebut dimiliki oleh PT Trifita Deto Muara Badak (TDMB) dan dibangun dengan investasi besar.
Presiden Direktur PT TDMB, Hery Kusnanto, menjelaskan bahwa pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 25 hektare, dengan 5 hektare digunakan untuk bangunan utama dan sisanya sebagai zona aman sesuai regulasi pemerintah.
"Kebutuhan detonator kita masih impor, oleh karena itu dengan adanya pabrik di sini, maka bagi perusahaan tambang yang membutuhkan bahan peledak, tidak perlu impor lagi. Mengapa pilihan pabrik di Kalimantan Timur, ini karena pemakaian detonator sebagian besar di sini," ujar Kusnanto,pada Rabu 12 Februari 2025.
Meskipun industri ini membawa keuntungan, terdapat beberapa tantangan yang harus diatasi, termasuk regulasi ketat terkait keamanan bahan peledak dan penerimaan masyarakat setempat yang masih memerlukan sosialisasi lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: