Tutupan Hutan Capai 1.128.569,77 Ha

Tutupan Hutan Capai 1.128.569,77 Ha

Kondisi hutan di Berau, salah satunya di Kelay ini masih bagus.ARIE PRAMANA PUTRA TANJUNG REDEB, DISWAY – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, terus fokus dalam melakukan penghijauan. Guna memberikan perhatian terhadap titik paru-paru dunia. Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo mengatakan, saat ini Kabupaten Berau, memiliki tutupan hutan seluas 1.128.569,77 Hektare (Ha) yang terbagi habis dalam berbagai fungsi hutan. Khusus hutan produksi, dan hutan produksi terbatas, merupakan wilayah fungsi hutan yang cukup luas, total seluas 1.019.415 Ha. Dengan jumlah tutupan luas tersebut, hutan di Bumi Batiwakkal masih terbilang bagus. Dalam konteks tingkat serapan karbon, tutupan hutan Berau memiliki peran yang sangat penting, karena mampu menyeimbangkan tingkat emisi gas rumah kaca yang terjadi wilayah sekitar. Melalui kemampuan ekosistem hutan yang dimiliki, yang berfungsi menyerap karbon dan unsur lainnya dari efek rumah kaca. “Jadi saat ini selain pengembangan sektor pariwisata, kami juga mencoba untuk terus melakukan penghijauan kembali, mengingat pengaruh besar efek rumah kaca bagi dunia,” ujarnya, Rabu (22/1). Berdasarkan hasil penelitian dari TNC dari 2001-2010, emisi yang dihasilkan dari kerusakan hutan akibat deforestasi dan degredasi di Berau, sebesar 9,7 ton karbondioksida (CO2-eq) per tahun (Gross Emissions). Pada periode 2011-2014, kenaikan deforestasi di Berau sebesar 34 sampai 198 persen. Adapun emisi pada tahun tersebut terjadi peningkatan sebesar 110.882.692 ton CO2-eq. “Tingkat sekuestrasi mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar 7.456.830 ton CO2-eq. Laju emisi sebesar 12 ton CO2-eq per hektare,” ungkapnya. Kondisi tersebut menjadi latar belakang dikembangkannya Program Karbon Hutan Berau (PKHB). Program tersebut difungsikan sebagai terwujudnya penurunan emisi dari sektor lahan guna mendukung konvensi perubahan iklim. Lanjutnya, pemkab sangat mendukung tahap implementasi penuh PKHB. Selain untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Berau. Upaya ini, diyakini akan memberikan kontribusi besar terhadap upaya pemerintah dalam mengurangi emisi dan deforestasi. “Ini adalah hal positif, dan harus terus didukung untuk kepentingan masyarakat luas,” pungkasnya. (*/fst/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: