PR Jadi Dalih Anak untuk Main Gadget, Menteri PPPA Usul Tugas Sekolah Kembali ke Manual

PR Jadi Dalih Anak untuk Main Gadget, Menteri PPPA Usul Tugas Sekolah Kembali ke Manual

Menteri PPA, Arifah Fauzi mengusulkan tugas sekolah dikembalikan manual agar tidak menjadi dalih anak memegang gadget.-(Foto/ Istimewa)-

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyampaikan keprihatinannya terhadap fenomena anak-anak yang kecanduan gadget. 

Dalam upaya mengatasi dampak negatif tersebut, ia mengusulkan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti agar pekerjaan rumah (PR) bagi siswa kembali dikerjakan secara manual tanpa melibatkan gadget.

"Kami sudah konsultasi dan juga silaturahmi dengan Mendikdasmen Prof Mukti, kami mengusulkan, 'Pak Menteri, bolehkah dari Kementerian kami mengusulkan anak-anak kita sekarang dalam melaksanakan PR-PR dan tugas-tugas sekolah tidak lagi melalui gadget, tapi berilah PR dan tugas anak-anak secara manual,'" ujar Arifah dikutip dari Disway.id, Selasa (24/12/2024).

Gadget Jadi Dalih anak Bermain Sepanjang Hari

Arifah menjelaskan bahwa banyak anak menggunakan alasan mengerjakan tugas sekolah untuk bermain gadget sepanjang hari. 

BACA JUGA: Lihat Kepribadian Seseorang Cuma dari Kondisi Kamarnya

BACA JUGA: Elit Tuding Menuding Soal Kenaikan PPN, Pengamat Ingatkan Prioritaskan Dampak Ekonomi

“Karena ketika kita minta anak-anak berhenti bermain gadget, alasannya mengerjakan tugas sekolah. Tugas sekolah bisa dikerjakan 30 menit, tapi pakai gadgetnya dari mulai sekolah sampai malam tidur,” tandasnya.

Ia juga menyoroti bahwa penggunaan gadget yang berlebihan menyebabkan anak-anak semakin jauh dari budaya dan sejarah Indonesia. 

“Anak-anak kita semakin tidak mengerti tentang negeri sendiri, Indonesia. Saya tanya anak-anak tokoh idolanya siapa, (jawabannya) Korea, Jepang,” ungkap Arifah.

Padahal, ia menambahkan, Indonesia memiliki banyak tokoh inspiratif yang bisa dijadikan panutan, seperti Soekarno, Bung Hatta, Cut Nyak Dien, dan Dewi Sartika. 

BACA JUGA: Harga TBS Lagi Naik, Angin Segar Bagi Para Petani Kelapa Sawit

BACA JUGA: Kekerasan Pada Perempuan dan Anak Perlu Ditangani Bersama, Begini Upaya Pemkab Berau

“Mereka sudah tidak lagi mengenal pahlawan-pahlawan kita,” ujarnya.

Menurut Arifah, pola asuh dan penggunaan gadget yang tidak bijak dapat memicu berbagai masalah sosial, termasuk kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: