Jadi yang Pertama di Kaltim, Berau Berhasil Produksi Olahan Ikan dalam Kaleng
Produk olahan ikan kaleng-(Disway Kaltim)-
BERAU, NOMORSATUKALTIM - Pada peringatan Hari Ikan 2024, Dinas Perikanan Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Berau me-launching produk olahan ikan dalam kaleng yang diproduksi oleh sejumlah UMKM di Bumi batiwakkal.
Inovasi ini menjadi yang pertama di Kalimantan Timur.
Kabid Penguatan Daya Saing Produk Perikanan, Dewi Rosita menjelaskan, Dinas Perikanan Berau berupaya meningkatkan potensi sektor perikanan di Kabupaten Berau.
Dengan pengalengan, diharapkan roduk UMKM yang ada dapat dipasarkan lebih luas dan lebih awet, sehingga bisa menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Berau.
“Ide awalnya adalah oleh-oleh khas dari Yogyakarta seperti gudeg kaleng. Kita implementasikan ke Berau,” ucapnya kepada Disway Kaltim pada Senin (11/11/2024).
Dirinya menjelaskan, pada 26 Oktober lalu Dinas Perikanan Berau memberikan hibah berupa mesin pengalengan kepada SMK 3 Berau untuk dimanfaatkan dalam produksi olahan ikan tersebut, kemudian juga memberikan pelatihan penggunaan mesin tersebut.
BACA JUGA : Pembangunan Jalan Feeder di Kawasan IKN Capai 78,94 persen, Ditargetkan Selesai Akhir Tahun
Alasan dipilihnya SMK 3 Berau menjadi binaan Dinas Perikanan dalam mengembangkan produk olahan perikanan adalah lokasi sekolah yang berada di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, sehingga mampu menjangkau UMKM yang memproduksi produk tersebut.
Selain itu, SMK 3 Berau juga sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), aspek tersebut penting karena menjadikan SMK 3 memiliki keleluasaan pengelolaan keuangan dan penerapan praktik bisnis yang sehat.
“Bantuan yang kita berikan berupa mesin pengalengan dan 100 pcs kaleng. Mereka nantiya hanya memungut biaya jasa pengalengan dari UMKM, semantara produk olahan perikanan tetap diproduksi oleh masyarakat,” paparnya.
Saat ini sudah ada 19 varian olahan makanan kaleng yang diproduksi, mulai dari olahan ikan tongkol, kepiting, hingga cumi-cumi.
Lebih lanjut dijelaskan Dewi, kemampuan produksi saat ini mencapai 600 kaleng setiap harinya.
“Masyarakat bisa mengolah produk dari rumah maupun langsung di SMK 3. Kalau yang jauh seperti masyarakat dari Pulau Maratua biasa memproduksi di SMK 3, tapi yang rumahnya dekat biasa membawa hasil olahan jadi,” jelasnya.
BACA JUGA : Dinkes Balikpapan Lakukan Pencegahan Peredaran Jajanan Latiao dari China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: