Donald Trump Menang Pemilu, Terpilih Lagi Sebagai Presiden AS Ke-47
Donald Trump saat debat pilpres di Philadelphia, September 2024. -Reuters.-
Israel
“Selamat atas kembalinya Anda dalam sejarah! Kembalinya Anda yang bersejarah ke Gedung Putih menawarkan awal yang baru bagi Amerika dan komitmen baru yang kuat terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika. Ini adalah kemenangan besar! Dalam persahabatan sejati,” tulis Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di platform media sosial X.
Qatar
Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani mengatakan bahwa ia berharap dapat bekerja sama lagi dengan Trump “dalam mempromosikan keamanan dan stabilitas baik di kawasan maupun global”.
Mesir
Presiden Abdel Fattah el-Sisi mengatakan bahwa ia berharap kembalinya Trump ke Gedung Putih dapat membantu membawa perdamaian ke Timur Tengah.
“Saya mendoakan kesuksesan untuknya... dan saya berharap untuk mencapai perdamaian bersama, menegakkan stabilitas regional dan memperkuat kemitraan strategis antara Mesir dan Amerika Serikat serta rakyatnya yang bersahabat,” kata el-Sisi di X.
BACA JUGA:Ratusan Nyawa Melayang Akibat Banjir Bandang yang Terjang Nepal
Tiongkok
“Kebijakan kami terhadap AS konsisten,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam sebuah konferensi pers.
“Kami akan terus melihat dan menangani hubungan Cina-AS sesuai dengan prinsip-prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan,” tambahnya.
Ukraina
“Saya menghargai komitmen Presiden Trump terhadap pendekatan 'perdamaian melalui kekuatan' dalam urusan global. Ini adalah prinsip yang secara praktis dapat membawa perdamaian yang adil di Ukraina lebih dekat,” tulis Presiden Volodymyr Zelenskyy di X.
BACA JUGA:Rusia-Ukraina Sepakat Bertukar 103 Tahanan Perang
“Kami menantikan era Amerika Serikat yang kuat di bawah kepemimpinan Presiden Trump yang tegas. Kami mengandalkan dukungan bipartisan yang kuat dan berkelanjutan untuk Ukraina di Amerika Serikat.”
Rusia
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para jurnalis bahwa ia tidak mengetahui adanya rencana dari Presiden Vladimir Putin untuk mengucapkan selamat kepada Trump karena AS adalah “negara yang tidak bersahabat”.
“Kami akan menarik kesimpulan berdasarkan langkah-langkah konkret dan kata-kata konkret,” kata Peskov dikutip Aljazeera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: