Baturunan Parau Tradisi Banua yang Harus Dijaga
Prosesi Baturunan Parau di Museum Batiwakkal Kesultanan Gunung Tabur.-Disway/Rizal-
"Dengan demikian, Insyaallah akan Allah berikan kebahagiaan kepada kita semua dan akan kebahagiaan itu akan tumbuh dalam hati dan termanifestasi dalam kehidupan yang berbahagia," katanya.
BACA JUGA : Jokowi Serahkan 621 Hektare Hutan di IKN ke UGM, untuk Riset dan Pendidikan
Ilyas menjelaskan, Baturunan Parau bersifat merangkul, menjalin kebersamaan dan menghindarkan diri dari perpecahan, bersatu patuh menyatukan hati untuk secara bergotong-royong membangun kampung atau suatu daerah.
Dirinya pun mengajak masyarakat untuk saling menghargai, saling menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya yang di miliki, agar kita semua dapat hidup dengan aman, tenang, harmonis dan bahagia sepanjang hidup kita.
Selain itu, Ilyas juga menyampaikan, bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun dan terus dianggarkan di dalam DPA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau. Kemudian, sudah masuk di dalam event kabupaten dan juga event provinsi.
"Kegiatannya ini terangkai selama seminggu, minimal seminggu. Kemudian, tanggalnya tidak berubah. Karena dampak ekonominya banyak, maka tidak tertutup kemungkinan event ini menjadi karisma event nasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: