Dokter Terbang Berlanjut

Dokter Terbang Berlanjut

TANJUNG SELOR, DISWAY – Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal dan perbatasan di Kaltara melalui program dokter terbang berlanjut di 2020. Dinas Kesehatan Kaltara mengalokasikan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 untuk pelayanan kesehatan tersebut. Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie mengatakan, sejak dimulai 2014, pelayanan kesehatan dokter terbang hingga 19 Desember 2019 telah melayani 9.584 warga Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Kaltara. Khusus pada 2019 ini, dengan anggaran sebesar Rp 739 juta, ditambah Rp 700 juta dari APBD-Perubahan, sudah terlayani sebanyak 3.529 warga. “Kesehatan itu sangat penting. Jika masyarakat sehat, produktivitas meningkat, ekonomi juga naik,” ujar Irianto didampingi Kepala Diskes Kaltara, Usman. Gubernur mengungkapkan, penambahan biaya sebesar Rp 700 juta dari APBD-P, digunakan untuk pengadaan alat penunjang kegiatan dokter terbang. Di antaranya ultrasonografi (USG) jantung, elektrokardiogram (ECG) alat rekam jantung dan nebulizer. Disebutkan, pada tahun 2014, sebanyak 264 warga terlayani pengobatan secara gratis lewat program itu. Dianggarkan sebesar Rp 250 juta melalui APBD Kaltara. Kemudian, pada 2015 sebanyak 767 warga dengan anggaran Rp 632 juta. Berlanjut di tahun 2016 sebanyak 475 warga dengan anggaran Rp 500 juta dan 2017 sebanyak 1.872 warga dengan anggaran sebesar Rp 753 juta. Selanjutnya di 2018 sebanyak 2.677 warga terlayani dengan anggaran Rp 665 juta. Sedangkan di tahun 2019 sebanyak 3.529 warga terlayani dengan anggaran sebesar Rp 1,4 miliar lebih, bersumber dari APBD murni dan perubahan tahun anggaran 2019. “Untuk 2020, melalui APBD kita alokasikan sebesar Rp 3 miliar. Dengan anggaran yang lebih besar, harapan saya sebaran layanan lebih meluas. Utamanya di daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau layanan ini,” kata Irianto. Dirilis Humas Pemprov Kaltara, program layanan dokter terbang merupakan bagian dari upaya pemprov dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemprov menyediakan dokter, petugas medis memberikan pengobatan secara gratis kepada warga di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan terisolir dengan sistem jemput bola. Banyak masyarakat yang terbantu lewat program ini, sebab bersentuhan langsung dengan masyarakat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: