Dunia yang Hilang Ditemukan di Berau, Ikan Langka ini Hidup di Sungai Kelay

Dunia yang Hilang Ditemukan di Berau, Ikan Langka ini Hidup di Sungai Kelay

Pangio alternans ini merupakan ikan endemik Kalimantan yang terancam punah. -(Foto/Dok. UGM)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Sejumlah peneliti gabungan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menemukan 'dunia yang hilang' di wilayah Berau, Kalimantan Timur. 

Ikan langka dengan nama latin Pangio alternans terdeteksi mendiami Sungai Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim).

Temuan ini merupakan hasil riset peneliti UGM dan YKAN terhadap keanekaragaman hayati biota air tawar di Muara Siran dan Sungai Kelay, Kabupaten Berau yang dilakukan pada 2023 lalu.

BACA JUGA: Eksistensi Kerbau Rawa Kaltim Terancam Perusahaan Sawit

Di Sungai Kelay, peneliti menemukan ikan dengan nama ilmiah Pangio alternans, atau oleh masyarakat setempat disebut Atuk Sembelung. Ikan endemik Kalimantan ini sudah langka dan kini terancam punah.

Manajer Senior Program Terestrial YKAN, Niel Makinuddin mengatakan, berdasarkan data penelitian sebelumnya (Daniels, 2020), ikan Atuk Sembelung biasanya ditemui di bagian tengah Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam. Ikan ini mendiami sebuah sungai gambut yang mengalir masuk ke Sungai Mahakam.

BACA JUGA: Usai Kejadian Pengunjung Tenggelam, Objek Wisata Tulung Ni Lenggo Ditutup Sementara

Selain ikan langka Atuk Sembelung, kata Neil, tim peneliti juga menemukan fakta bahwa ikan Atuk Bensong (Barbodes bunau) saat ini berstatus rentan.

"Hasil penelitian ini merupakan langkah awal dalam mendokumentasikan kekayaan biota ekosistem air tawar di Kaltim," ujar Niel, di Samarinda, Selasa (14/5/2024). 

Menurutnya, biota air tawar sering terabaikan dari upaya konservasi, karena kebanyakan orang sudah terbiasa menemukannya di pasar. Selain itu, kemudahan akses menuju perairan air tawar membuat upaya konservasi kian sulit dilakukan.

BACA JUGA: Pemkab Berau akan Berlakukan Sistem Satu Pintu Masuk untuk Wisatawan

Padahal, menurut Niel, topografi Pulau Kalimantan yang dikeliling banyak sungai dan danau-danau besar merupakan surganya biota air tawar.

"Kalimantan Timur merupakan daerah yang diberkahi dengan berbagai keanekaragaman hayati, mari mengawali dengan mengenali apa saja yang masih ada, sehingga hasil penelitian yang telah diekspos ini menjadi langkah awal bagi semua pihak untuk bersyukur dan melindungi anugerah yang diberikan agar tidak punah," kata Niel, dilansir dari Antara.

BACA JUGA: Pedas Puas Festival Kembali Hadir di Samarinda, Usung Konsep Piknik Keluarga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: