Anak yang Menjadi Korban Bullying Dapat Dikenali dari Sejumlah Tanda Berikut ini

Anak yang Menjadi Korban Bullying Dapat Dikenali dari Sejumlah Tanda Berikut ini

ilustrasi anak menjadi korban bullying-istimewa-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Perundungan atau bullying masih menjadi isu yang terpendam di dunia pendidikan. Baru-baru ini, seorang siswa di SMA Binus School Serpong mengalami hal serupa.

Bullying memiliki konsekuensi negatif yang serius, baik bagi korban maupun pelaku. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali berbagai tanda-tanda bullying pada anak-anak mereka.

Selain memberikan perlindungan, langkah-langkah ini juga bertujuan untuk mencegah situasi bullying menjadi lebih parah.

Bullying dapat berupa ejekan, penghinaan, ancaman, perusakan barang, atau pemaksaan untuk memberikan uang.

Perilaku bullying dapat terjadi secara langsung di berbagai tempat seperti taman kanak-kanak, sekolah, klub olahraga, kegiatan ekstrakurikuler, dan lingkungan kerja.

Selain itu, bullying juga dapat terjadi secara daring. Cyberbullying terjadi ketika seseorang menggunakan teknologi digital untuk mengirim pesan teks yang negatif, membuat komentar jahat tentang orang lain, atau sengaja merendahkan atau mempermalukan seseorang.

Beberapa tanda-tanda bullying atau perundungan yang perlu diperhatikan meliputi tanda fisik seperti memar, luka, atau goresan.

Selain itu, tanda lain yang menunjukkan bahwa seorang anak mungkin menjadi korban bullying termasuk pakaian yang robek, kehilangan barang, penurunan nafsu makan, kesulitan tidur, sering mengeluh sakit kepala atau perut.

Selain itu, tanda-tanda bahwa seorang anak mungkin menjadi korban perundungan di lingkungan sekolah dapat mencakup berbagai perilaku yang mengindikasikan ketidaknyamanan dan ketegangan emosional.

Misalnya, mereka mungkin kehilangan minat untuk pergi ke sekolah secara konsisten, merasa tidak aman sehingga selalu mencari perlindungan dekat guru saat istirahat, atau bahkan mulai memilih untuk duduk sendirian agar terhindar dari interaksi yang berpotensi berujung negatif.

Selain itu, anak yang menjadi korban bullying juga mungkin mengalami kesulitan dalam bersosialisasi di lingkungan sekolah, merasa terisolasi, dan akhirnya mengurangi partisipasi dalam kegiatan sekolah serta menyelesaikan tugas-tugas rumah dengan jarang atau bahkan tidak sama sekali.

Penting bagi orang tua dan wali murid untuk tidak mengabaikan tanda-tanda ini. Menanggapi perundungan dengan serius dan segera mengambil tindakan yang tepat merupakan langkah penting untuk melindungi kesejahteraan emosional dan mental anak-anak dan remaja.

Dibiarkan tidak teratasi, dampak psikologis dari bullying dapat berdampak jangka panjang pada kepercayaan diri dan kesejahteraan keseluruhan anak, serta mungkin mengganggu perkembangan akademik dan sosial mereka.

Oleh karena itu, mendukung anak-anak dan remaja yang mengalami perundungan dengan memberikan dukungan, mendengarkan, dan bertindak secara tegas terhadap perilaku bullying adalah suatu keharusan untuk memastikan bahwa lingkungan pendidikan mereka aman dan inklusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: