Viral, Isu Penculikan Anak

Viral, Isu Penculikan Anak

Rengga Puspo Saputro TANJUNG REDEB, DISWAY – Kabar penculikan anak di Berau, beredar di dunia maya melalui media sosial (medsos) Facebook dan WhatsApp (WA). Hal itu tentu membuat resah masyarakat. Lalu bagaimana informasi yang sebenarnya? Menanggapi hal itu, Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning W, melalui Kasat Reskrim AKP Rengga Puspo Saputro, berharap agar warga tidak mudah terprovokasi dengan unggahan yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Karena, pihaknya belum menemukan ada kasus penculikan anak di Kabupaten Berau. “Dari penelusuran kami, awal mula postingan itu dari Anggana, Kukar. Kemudian di-forward oleh warga Berau, dan kemudian viral. Berita ini juga kami sedang telusuri kebenarannya,” ujarnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Selasa (10/12). Ketika ditanya unggahan salah seorang warga Tanjung Redeb, bernama Betha yang menyebutkan telah terjadi upaya penculikan anak di belakang Masjid Agung, dengan iming-iming cokelat. Menurut Rengga, hal itu juga masih akan ditelusuri kebenarannya, dengan mengumpulkan keterangan saksi. Termasuk warga yang mengunggah informasi terkait upaya penculikan itu. Sebab kata Rengga, jangan sampai isu terkait penculikan anak ini menjadi sesuatu yang meresahkan di masyarakat, apalagi informasi kejadian-kejadian yang beredar di medsos belum tentu benar. “Kalau berita itu benar, seharusnya orangtua korban melaporkan kejadian itu ke polisi, bukan mendiamkannya. Dan kami sampai saat ini belum menerima laporan apapun,” jelasnya. Bahkan, pihaknya juga telah meminta informasi ke seluruh polsek yang ada di Berau apakah ada laporan penculikan anak yang pernah terjadi. “Semua polsek sudah saya konfirmasi dan tidak ada laporan masuk,” ungkapnya. Kendati demikian, belum lama ini pihaknya sudah pernah mengungkap seorang pelaku bernama Iwan (55), seorang predator anak pada September lalu. Namun dikatakan Rengga, predator yang dimaksud bukan terkait penculikan, melainkan kasus pencabulan. “Korbannya itu sudah sekitar 9 anak,” jelasnya. Sadar unggahan soal adanya upaya penculikan anak itu tidak benar, Betha pun kemudian meminta maaf setelah apa yang di-posting di status WhatsApp-nya itu viral di sejumlah medsos. Di akun Facebook-nya (FB) bernama Betha Meidiana S, ia menyatakan, atas nama pribadinya (Betha) meminta maaf yang sebesar-besarnya atas viralnya status WA yang dibagikan seseorang di FB mengatas namakan TK Pembina yang berada di belakang Masjid Agung Baitul Hikmah, Tanjung Redeb. “Sesungguhnya kami berniat baik agar ibu-ibu harus lebih waspada dengan maraknya berita yang beredar tentang penculikan, dan kami tidak tahu kalau masalahnya jadi viral tanpa mencari tahu berita kebenarannya. Pada kenyataannya di TK Pembina tidak terjadi kasus penculikan dan kami selaku penyebar sudah mengkonfirmasi dan mencari informasi ke TK tersebut. Sekali lagi saya minta maaf dan kami mohon jangan disebarluaskan lagi ya,” tulis Betha di akun FB-nya. Rengga pun mengimbau masyarakat lebih cerdas dalam menyikapi informasi, video ataupun gambar yang beredar melalui media sosial. Masyarakat juga diimbau tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. "Kalau ragu-ragu silakan untuk diklarifikasi dan dikonfirmasi ke aparat terdekat," katanya. Ia juga meminta, agar masyarakat tidak mudah main hakim sendiri ketika menemukan orang mencurigakan. Apalagi isu yang beredar menyebutkan, rata-rata pelaku penculikan berpura-pura sebagai orang gila, menyamar menjadi keluarga korban, hingga memberikan sesuatu agar anak tersebut menurut dengan pelaku. Namun, pihaknya juga tetap meminta kepada setiap orang tua untuk tetap mengawasi buah hatinya, baik saat berada di dalam rumah maupun berada di luar rumah. "Kalau melihat orang yang mencurigakan, sebaiknya lapor kepada aparat kampung atau kelurahan. Jangan melakukan tindakan-tindakan main hakim sendiri," jelasnya. (*ZZA/APP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: