Rumah Sakit Al-Quds Kehabisan BBM, Layanan Penting Terpaksa Ditutup
Warga Palestina meninggalkan rumah mereka berkumpul di Rumah Sakit Al-Quds setelah serangan udara Israel di lingkungan Tal al-Hawa di Kota Gaza pada 31 Oktober 2023. -(Al Jazeera)-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, Palestina telah menutup sebagian besar layanan penting, setelah kehabisan bahan bakar minyak (BBM), sekaligus bertahan dari serangan Israel di sekitar kompleks medis, sejak Minggu (5/11/2023).
Rumah sakit yang terletak di lingkungan Tal al-Hawa tersebut, dioperasikan oleh relawan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
Juru bicara PRCS, Nebal Farsakh mengatakan, terpaksa menghentikan sebagian besar layanan untuk menjaga layanan medis level minimum bisa tetap dijalankan selama beberapa hari ke depan.
“Untuk menjatah penggunaan bahan bakar dan memastikan tingkat layanan minimum dalam beberapa hari mendatang,” terangnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (9/11/2023).
Disebutkan, pemerintah telah mematikan generator utamanya dan kini hanya mengoperasikan generator yang lebih kecil untuk menyediakan layanan penting dan pasokan listrik dua jam sehari kepada pasien dan 14.000 pengungsi internal yang berlindung di sana.
Bangsal bedah dan pabrik penghasil oksigen termasuk dalam fasilitas yang telah ditutup.
“Kita berbicara tentang penembakan sekitar 15 meter [16 yard] dari gedung rumah sakit. Sebagian besar bangunan di sekitar rumah sakit hampir hancur total. Pengeboman semakin mendekat ke rumah sakit, dan kami khawatir akan terjadi serangan langsung ke rumah sakit,” kata Nebal Farsakh.
Sebagian besar jalan menuju Rumah Sakit Al-Quds telah ditutup, sehingga memaksa petugas medis di ambulans mengambil satu rute, terjal, dan tidak beraspal untuk menjangkau korban cedera.
“Kami memiliki sekitar 500 pasien di dalam rumah sakit. Kami memiliki 15 pasien di ICU. Mereka terluka dan menggunakan alat bantu pernapasan. Kami memiliki bayi baru lahir di inkubator. Kami memiliki 14.000 pengungsi, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” kata Farsakh.
“PRCS telah kehabisan pilihan,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka telah berulang kali memperingatkan selama dua minggu bahwa persediaan bahan bakar akan habis jika pasukan pendudukan Israel terus menolak mengizinkan bahan bakar memasuki Jalur Gaza.
Israel memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza dua hari setelah perang dimulai pada tanggal 7 Oktober, memperketat blokade yang sudah ada sejak tahun 2007 dan sangat membatasi masuknya bantuan, makanan, air, listrik dan bahan bakar.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 18 rumah sakit tidak berfungsi sejak perang dimulai, baik karena kehabisan bahan bakar atau karena pemboman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: