Saingi Desalinasi, Korea Mau Bangun WTP di Balikpapan

Saingi Desalinasi, Korea Mau Bangun WTP di Balikpapan

Roy Halim. (Ferry Cahyanti/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Upaya memenuhi kebutuhan air bersih terus dilakukan Pemerintah Kota Balikpapan dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar. Belum lama menggelar pertemuan dengan para investor proyek desalinasi, hari ini Pemkot dan PDAM juga mengkaji kerja sama lebih lanjut dengan investor Korea Selatan, Shinan Intertalk Inc. Pembicaraan, Senin (2/12/2019) merupakan tindaklanjut dari pertemuan sebelumnya dalam upaya menambah pasokan air bersih. Perwakilan Shinan Intertalk Inc, Roy Halim menyatakan ketertarikannya membangun instalasi pengolahan air bersih atau water treatment plant (WTP). Besarnya tak tanggung - tanggung, 2.000 sampai 3.000 liter per detik. Jumlah itu hampir dua kali lipat dari kemampuan PDAM selama puluhan tahun. Asal tahu saja, sejak didirikan pada 1970, produksi air perusahaan daerah itu hanya sebesar 1.181 liter per detik. "Kapasitas yang besar dibutuhkan sebagai antisipasi lonjakan penduduk yang lebih besar sejalan dengan rencana IKN. Apalagi, saat ini Balikpapan masih defisit sampai 700 liter per detik," kata Roy Halim. Selama ini penyediaan air baku untuk masyarakat Balikpapan, baru dicukupi dari Waduk Manggar dengan kapasitas produksi 900 liter perdetik, waduk Teritip dan 21 sumur yang tersebar di wilayah Balikpapan. Pada tahap awal Shinan akan memetakan sumber air baku sumur dalam. Mereka optimistis bisa memnuhi target, karena punya teknologi yang memungkinkan kedalaman sumber 200 meter hingga 500 meter. Dengan cara ini, mereka menyiapkan investasi cukup besar, mencapai jutaan dolar Amerika. Tak cuma sumber air dalam. Shinan juga memasukkan opsi dalam mengambil sumber dari Sungai Mahakam. Serta desalinasi air laut dalam menambah pasokan air bersih. Termasuk juga dengan memanfaatkan dari kota tetangga seperti Penajam Paser Utara. Namun, hal tersebut bukan prioritas karena perizinannya membutuhkan persetujuan pemda. Sementara untuk Sungai Mahakam telah memperoleh restu dari pemerintah pusat. “Jadi nanti membuat MoU dengan PDAM Balikpapan. Dari situ tim Korea menurunkan tim ahli mensurvei sumber air baku. Kami mau bangun WTP berserta sumber air bakunya. Karena perkiraan kami dengan IKN defisit (air bersih) akan lebih besar,” katanya. Sementara Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, pihak Korsel lebih condong untuk memanfaatkan karena hal itu lebih murah dibandingkan dengan mengambil air dari Sungai Mahakam yang jaraknya mencapai 100 km. Rizal menyebutkan bahwa seluruh kajian dilakukan oleh investor. “Proyek ini keseluruhan masih dalam tahap awal, seperti investor Korea itu sangat berminat sekali, kita minta mengirimkan timnya dulu. Kami juga sudah menyampaikan bahwa akan mempertimbangkan semua. Memasok harga air baku dan produksinya sebab di Indonesia dalam sosial dan komersial yang harganya di bawah nanti mereka akan melakukan penelitian dan survei kajiannya akan dilihat dulu,” tekannya. Saat ini laju pertambahan penduduk kota minyak dengan penyediaan air baku tak seimbang. Idealnya, untuk memenuhi total penduduk, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) harus memproduksi 2.000 liter per detik. Saat ini perusahaan daerah itu baru menghasilkan 1.300 liter per detik. Sehingga masih ada gap sebesar 700 liter perdetik. PDAM pun memproyeksikan hingga akhir tahun ini cakupan layanan ditargetkan 79,8 Persen. Hingga 2018, cakupan layanan PDAM baru mencapai 76,52 persen dari 781.349 penduduk. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: