Waspada Penyebaran Cacat Monyet, Dinkes Kaltim Mulai Gencar Sosialisasi

Waspada Penyebaran Cacat Monyet, Dinkes Kaltim Mulai Gencar Sosialisasi

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim dr Jaya Mualimin saat menjadi narasumber podcast Rumah Disway. -Bayong-

Samarinda, nomorsatukaltim – Dinas Kesehatan Kaltim mewaspadai penyebaran virus cacar monyet (monkeypox) di Bumi Etam. Sejumlah hal pun berupaya dilakukan untuk mencegah penularannya. 

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah membuat surat edaran terkait monkeypox ini. Kemenkes pun mengeluarkan anjuran bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menindaklajuti. 

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim dr Jaya Mualimin pun mengaku sudah menerima edaran tersebut. Pihaknya pun menuturkan akan melakukan beberapa hal seperti terus melakukan pemantauan dan pencegahan penularan Mpox.   

“Kami juga akan memantau, melaporkan dan memastikan kasus tersebut melalui laporan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS) di aplikasi SKDR dan Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC),” terangnya. 

Jika ditemukan kasus positif, Dinkes akan mengirimkan spesimen kasus tersebut ke laboratorium rujukan nasional, atau yang sesuai dengan pedoman Kemenkes.  

“Saat ini sebanyak 15 laboratorium sudah dapat melakukan deteksi molekuler mpox,” sebutnya.  

Setelah itu, Dinkes akan melakukan tracing 1X24 jam kasus suspek, termasuk pelacakan kontak erat. Jaya juga meminta agar Dinkes kabupaten/kota turut menyebarluaskan informasi tentang mpox kepada masyarakat. Termasuk juga di fasilitas layanan kesehatan di masing-masing wilayah.

“Kemudian berkoordinasi dengan dinas atau instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan satwa liar di wilayahnya,” tegas Jaya. 

Berdasar data Kemenkes RI, di Kaltim belum ditemukan kasus positif cacar monyet. Satu-satunya kasus Monkeypox yang terkontaminasi berasal dari DKI Jakarta.

Rinciannya yaitu 1 kasus dari Jatinegara, 1 kasus dari Mampang, 1 kasus dari Kebayoran Lama, 2 kasus dari Setiabudi, 1 kasus dari Grogol Petamburan, dan 1 kasus dari Kembangan.

Data yang sama menunjukkan bahwa, seluruh pasien terkonfirmasi Monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71% persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

Dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien cacar monyet juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi Biseksual.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: