Kapal Perang Malaysia Sering Ditemukan Berada Diperbatasan RI

Kapal Perang Malaysia Sering Ditemukan Berada Diperbatasan RI

Balikpapan, DiswayKaltim.com- Diam-diam rupanya kapal perang Malaysia tengah berada di perbatasan perairan Indonesia. Tepatnya di perairan Ambalat. Lokasinya berdekatan dengan wilayah Kalimantan Utara.

Belum diketahui maksud dan tujuan kapal perang milik Malaysia ditempatkan dilokasi tersebut. Hal itu diketahui melalui pantauan pancaran radio yang ditangkap KRI Yos Sudarso.

Komandan KRI Yos Sudarso 353 Kolonel Laut (P) Aminudin Albek membenarkan. Kendati demikian, menurutnya, tidak perlu dikhawatirkan terkait aktivitas kapal perang milik negeri Jiran tersebut.

"Pantauan kami selama sebulan terakhir belum ada yang signifikan. Namun berdasarkan pantauan melalui radio memang ada satu kapal perang Malaysia yang sedang berada di sana (Perbatasan). Mungkin sedang ada kegiatan terpataun pada saat kami akan merapat ke Balikpapan," ujarnya, Selasa (26/11/2019).

Menurut Albek, keberadaan KRI Yos Sudarso 353 dalam rangka Operasi Pengamanan Wilayah perbatasan di perairan Ambalat. Operasi tersebut di bawah kendali Panglima Komando Armada Dua untuk pelaksanaan secara taktis dilakukan Komadan Gugus Tempur Koarmada II.

"Di wilayah perbatasan ada tiga kapal perang, di antaranya KRI Ajak, KRI Badik dan KRI Yos Sudarso. Kemudian ada satu pesawat CN 2350," jelasnya.

Menurutnya, penempatan tiga armada kapal perang tersebut sudah ideal untuk mengcover wilayah perbatasan perairan RI-Malaysia.

“Untuk pengawasan ideal mengantisipasi setiap kemungkinan relatif lebih siap. Walaupun konflik kemungkinan kecil terjadi. Kita sudah siapkan," tegasnya.

Selama melakukan patroli kewilayah perbatasan, pihaknya belum pernah bertemu langsung dengan kapal perang Malaysia.

"Tidak ada yang signifikan sebulan ini berada di sana, bahkan tidak pernah bertemu dengan kapal perang Malaysia secara head to head,"ujarnya.

Perwira TNI AL berpangkat bunga tiga di pundak ini, mengakui bahwa kerawanan yang terjadi terkait ilegal entry.

"Kerawanan yang jelas ilegal entry itu yang paling utama. Kedua memang barang ilegal yang masuk. Karena sudah sejak lama masyarakat perbatasan punya hubungan. Mereka punya keluarga di Tawau baik di Sebatik maupun Nunukan," jelasnya.

Meski demikian, dirinya juga menerjunkan satgas darat yang dilakukan oleh pasukan Marinir. Melakukan pemantauan secara langsung di masyarakat. Bahkan untuk menghindari ketegangan dengan pihak Malaysia, sebelumnya sudah dilakukan koordinasi dengan pihak kapal perang Malaysia.

"Koordinasi KRI dan Malaysia banyak interaksi terkait patroli terkoordinasi. Kalau di Selat Makassar sudah ada. Kalau di sini kan sudah ada Indomalfi (Indonesia, Malaysia dan Filiphina) terkait dengan upaya pencegahan pembajakan di perairan Sulu yang dilakukan kelompok Abu Sayaf. Sehingga hubungan kita baik," imbuhnya. (bom/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: