Proyek Lambat dan Rugikan Warga, Dirut PT Fahreza: Harusnya Pemkot Siapkan Sejak Awal
Ia mengungkapkan, kondisi kedinasan di Balikpapan berbeda dari daerah lain. Cahyadi mengklaim baru pertama kali menghadapi situasi seperti di kota ini.
"Kami kan juga biasa mengerjakan proyek di luar daerah ya, tapi di Balikpapan ini lebih rumit. Pak Wali sudah menginstruksikan di rapat bersama. Tapi tidak digubris. Mungkin kontraktor lain merasakan hal sama dengan kita," kata Cahyadi.
"Kita mengerjakan bukan di sini aja. Posisinya sekarang kok begini. Di lapangan rumit, banyak instansi-instansi yang lambat. Saya juga bingung Mas. Kendala-kendala kami tolong selesaikan. Yang bukan ranah kami, kan gak bisa kita putuskan," sambungnya.
Ia mengaku tidak tahu kenapa pihak terkait lambat. Ia membandingkan proyek yang digarapnya di luar daerah, semua hal sudah disiapkan sejak awal. Kordinasi antar kedinasan juga lebih cepat.
"Saya gak tahu kenapa di Balikpapan lambat. Tanyakan saja pada pihak terkait. Kita juga bingung kenapa di Balikpapan berbeda," papar Cahyadi.
Pihaknya harus menunggu utilitas dipindahkan dulu. Misal saat crane menggali ke dalam, ternyata ada kabel melintang. Ada juga tiang-tiang yang belum dipindahkan.
"Akhirnya terkendala ke proyek. Pemkot sudah tahu, pihak-pihak terkait sudah diundang pak Sekda. Tapi ternyata molor juga. Gak tau kenapa. Kita kan gak bisa memutuskan kebijakan. Jadi ya kita menunggu lagi. Makan waktu lagi," tutur Cahyadi.
Akui Dilaporkan ke KPK
Pihak PT Fahreza mengakui adanya laporan ke KPK dan Polda Kaltim. Cahyadi beralasan, laporan itu belum matang. Sebab, proyek masih berjalan. Dan baru berakhir pada bulan Desember mendatang.
"Laporan MAKI masih mentah. Ini posisi kita kan masih proses pelaksanaan. Kan kita masih berjalan. Kita maksimalkan. Kendala-kendala di lapangan, mereka kan enggak tau. Soal utilitas, mengerjakan hanya malam hari saat menutup jalan dan kendala lain," ujarnya.
Cahyadi juga mengakui banyaknya keluhan warga dan sorotan media. Ia pun mengamini jika banyak yang menilai pekerjaan PT Fahreza dianggap mangkrak.
"Padahal kendala lapangan banyak. Semua harus dibuka, biar fair. Karena kami dirugikan. Di lapangan banyak kendala yang belum diselesaikan oleh Pemkot. Alasan lambatnya saya juga gak tahu. Kami hanya bisa berkirim surat aja," ujar Cahyadi. (rap)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: