Proyek Lambat dan Rugikan Warga, Dirut PT Fahreza: Harusnya Pemkot Siapkan Sejak Awal
Nomorsatukaltim.com - Direktur Utama PT Fahreza Duta Perkasa, Cahyadi, akhirnya angkat suara terkait hasil kinerjanya yang terus disorot publik. Warga sekitar, pengendara dan para pengusaha banyak yang dirugikan atas proyek ambisius Pemkot Balikpapan, ini.
Proyek multiyears untuk penanganan banjir di Balikpapan, yang menelan anggaran Rp 136 miliar, menjadi keluhan warga sehari-hari.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Dirut PT Fahreza Duta Perkasa, Cahyadi, berdalih banyak kendala yang dihadapinya di lapangan. Antara lain, pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan siang malam, namun lebih banyak digarap malam.
Sebab, harus melakukan penutupan jalan sebagaimana yang dilakukan Ramadhan silam. Tapi hal itu urung dilakukan. Akhirnya hanya menutup setengah jalan saat malam. Kendala lain yang paling sering dihadapinya terkait utilitas.
"Kami terkendala banyak hal. Utilitas lambat. Masalah yang seharusnya sudah clear sebelum serah terima pekerjaan, ternyata belum selesai," ujar Cahyadi, saat dihubungi media ini, pada Selasa (22/8/2023) sore.
Cahyadi, yang mengaku posisinya saat ini berada di luar kota, menampik jika material hanya ditumpuk di pinggir jalan. "Kita harus menunggu dari pihak utilitas. Pemasangan masih terus berlanjut. Tidak didiamkan. Kita sudah sering berkirim surat ke utilitas tapi tidak diindahkan," ujarnya.
Pihak utilitas, yang dimaksud seperti Telkom, PDAM, PLN, tv kabel. Yang seharusnya semua itu bisa dituntaskan lewat kordinasi dengan Pemkot Balikpapan. Namun, di lapangan banyak aset-aset dari utilitas yang dinilainya menghambat pekerjaan.
"Posisi serah terima lapangan harusnya kan sudah clear. Utilitas, lahan, sosialisasi dengan warga. Ternyata pas di lapangan berbeda," papar Cahyadi.
Kondisi lapangan yang disebutnya berbeda, seperti masyarakat yang komplain soal lahan, banyak utilitas yang belum dipindahkan, dan reaksi lambat dari dinas terkait.
"Harusnya Pemkot sudah mempersiapkan dari awal. Itu kan bukan ranah kami. Idealnya dari Pemkot atau dinas terkait sudah mempersiapkan semua dari awal, tapi di lapangan ternyata belum siap," sebut Cahyadi.
"Artinya itu kendala yang bukan dari kami tapi tetap kami hadapi. Oo ternyata begini. Kami kan kontraktor dari Jakarta, ya. Belum tau kondisi Balikpapan," imbuhnya.
Cahyadi mengaku baru saat ini menggarap proyek yang dinilainya beda kondisi dengan daerah lain.
"Di Balikpapan saya baru kali ini mengalami seperti ini. Baru kedeteksi. Kedeteksinya di utilitas ternyata sangat lambat. Ini sangat merugikan kontraktor. Karena terkait dengan habisnya waktu pengerjaan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: