Jelang El Nino, Badan Pangan Klaim Harga Stabil

Jelang El Nino, Badan Pangan Klaim Harga Stabil

Nomorsatukaltim.com -  Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengklaim dari pemantauan yang dilakukan, kondisi stok pangan aman dan kondisi harga relatif stabil. Pemantauan stok dan harga pangan digencarkan sebagai antisipasi menghadapi El Nino yang diprediksi berdampak pada pangan. "Mayoritas pangan berada di harga yang sesuai dan tidak terpaut jauh dengan Harga Acuan Penjualan atau Harga Eceran Tertinggi yang telah ditetapkan NFA," ujar Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (17/7/2023). "Sekitar 75% harga komoditas pangan strategis masih sesuai atau tidak terpaut jauh dengan Harga Acuan Penjualan atau HAP. Artinya stok dan keseimbangan harga relatif masih terkendali," imbuhnya. Berikut harga pangan strategis dan perbandingannya dengan HAP. Harga daging sapi di kisaran Rp 120.000 - Rp 140.000/kg (HAP yang ditetapkan NFA Rp 140.000/kg), daging ayam ras Rp 42.000/kg (HAP Rp 36.750/kg), telur ayam Rp 32.000/kg (HAP 27.000/kg), beras SPHP Rp 9.450/kg, beras premium Rp 14.000/kg (HET Rp 13.900/kg). Selanjutnya, cabai merah keriting Rp40.000/kg (HAP Rp 37.000-55.000/kg), cabai rawit merah Rp 32.000/kg (HAP Rp 40.000-57.000/kg), bawang merah Rp 32.000/kg (HAP Rp 36.500-41.500/kg), bawang putih Rp 40.000/kg, minyak goreng (Minyakita) Rp 16.000/liter (HET Rp 14.000/liter), dan gula konsumsi Rp 15.000/kg (HAP Rp 13.500-Rp 14.500/kg). Meski diklaim harga stabil, ia mengingatkan sejumlah komoditas harus mendapat perhatian khusus, karena harganya masih terpantau tinggi seperti minyak goreng Minyakita. "Untuk menjaga stabilitas harga Minyakita, kita sudah minta Perum BULOG Kantor Wilayah Jawa Barat untuk tambah stok dan pasokan Minyakita ke pasar-pasar di Jabar, khususnya Kota Bandung," tegasnya. Sedangkan daging ayam dan telur ayam, Arief berujar, saat ini NFA sedang melakukan kontrol agar terbentuk harga kesetimbangan baru. Harga kesetimbangan tersebut harga yang wajar di setiap lini karena disesuaikan kondisi biaya produksi saat ini. “Jadi sesuai arahan Presiden, kita diminta menyeimbangkan harga, sehingga wajar di petani/peternak, pedagang, dan konsumen. Dengan harga wajar di setiap lini, maka petani dan peternak bisa terus berproduksi, dengan demikian ketersediaan akan terjaga," ujarnya. Upaya pemantauan stok dan harga pangan di pusat perdagangan akan terus digencarkan seiring semakin meningkatnya kewaspadaan terhadap el nino. Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran pimpinan dan pegawai NFA serta dinas urusan pangan provinsi dan kabupaten/kota agar secara rutin lakukan pemantauan stok dan harga di lapangan secara detail. "Kita ingin pastikan betul kondisi stok dan harga pangan di lapagan aman di tengah semakin dekatnya el nino. Dengan pemantauan harian di seluruh kota/kabupaten, kita bisa mengetahui kondisi lapangan secara presisi. Sehingga langkah pengambilan keputusan bisa dilakukan tepat dan akurat," tuturnya. Arief menambahkan, Badan Pangan Nasional bersama sejumlah stakeholder pangan juga telah menyiapkan langkah antisipasi lainnya untuk mengantisipasi kondisi kedaruratan saat terjadi El Nino, diantaranya melalui pengintegrasian data neraca pangan daerah dengan pusat, pemanfaatan dan pengembangan potensi pangan lokal. Selanjutnya, pendataan Champion produsen pangan wilayah untuk menjaga rantai pasok pangan di daerah, penyediaan sarana dan fasilitas untuk memperpanjang masa simpan produk pangan. Selain itu menjalankan program rutin Gerakan Pangan Murah dan Fasilitasi Distribusi Pangan, serta penambahan periode penyaluran bantuan pangan. Balikpapan Tak Terdampak El Nino Di tengah warning dampak El Nino, Kota Balikpapan diprediksi tidak akan terkena imbas El Nino. Yang puncaknya akan terjadi pada Agustus mendatang. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Balikpapan, Sri Wahyuningsih memastikan, fenomena El Nino belum berdampak di Balikpapan. Hal ini dikuatkan dengan cuaca Kota Balikpapan yang masih turun hujan. Menurutnya, El Nino juga tidak separah tahun sebelumnya. Walaupun Pulau Jawa dan Sulawesi  mulai berdampak fenomena ini. Pemerintah di sana sudah mengarahkan petani untuk budidaya umbi-umbian. “Untuk El Nino, kita jarang tidak turun hujan dalam jangka lama. Kalau melihat data dari stasiun curah hujan Teritip, setiap bulannya selalu ada hujan,” kata Sri Wahyuningsih, Selasa (18/7/2023). “Dalam keadaan kurang hujan saja, masih bisa 70 mm. Untuk Balikpapan Timur malah lebih menyukai curah hujan tidak terlalu tinggi karena peningkatan produksi hortik kita akan  naik,” imbuhnya. Ia bahkan memastikan, pertanian di Balikpapan sedang menunggu proses panen. Hal ini juga menangkis fenomena El Nino berdampak di Balikpapan.”Persawahan saat ini sebagian besar sedang proses menuju panen,” ujarnya. Meski begitu, sambung Sri, upaya mengantisipasi juga tetap dilakukan. (*/ Adhi) Reporter: Adhi Suhardi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: