NFA Rumuskan Stabilitas Pangan Nasional
Nomorsatukaltim.com – Deputi Bidang Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Andriko Noto Susanto menyampaikan, pihaknya telah berupaya merumuskan pelbagai langkah konkrit menjaga ketersediaan dan stabilisasi pangan nasional. Andriko berujar NFA terus melakukan pemantauan intensif terhadap harga pangan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga di pasaran. Hal ini dilakukan untuk mendukung kestabilan ekonomi masyarakat dan mencegah lonjakan inflasi. Ia bilang, beberapa komoditas pangan yang perlu menjadi perhatian dalam sepekan terakhir, antara lain, jagung, bawang putih dan daging ayam ras. Komoditas pangan ini terjadi fluktuasi harga terutama di wilayah timur Indonesia, semisal Papua, Papua Barat, Maluku dan Sulawesi. "Kami mengimbau semua stakeholder, kepada gubernur dan bupati/walikota, untuk memperhatikan ketersediaan dan stabilitas pangan,” ujar Andriko, melalui keterangan persnya, Senin (10/7/2023). Ia menyampaikan hal itu dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Selain meminta stakeholder terkait memperhatikan ketersediaan pangan, lanjutnya, mereka juga perlu mengambil langkah-langkah efektif untuk mengatasi jika ada kekurangan pasokan dan lonjakan harga di wilayah masing-masing. “Seperti yang kerap disampaikan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, dengan saling bersinergi. Kita dapat memastikan kecukupan pangan dan menjaga inflasi di wilayah masing-masing" ujar Andriko. Segendang sepenarian. Mendagri Tito Karnavian juga meminta daerah dengan nilai Indeks Perkembangan Harga yang tinggi harus membuat gerakan sebagai upaya mencari solusi. “Setiap pemerintah daerah agar menemukan masalah apakah suplai yang kurang, barangnya yang kurang atau langka, atau distribusinya yang tidak berjalan. Sehingga ada penumpukan, atau pula transportasi yang terhambat,” tegas Tito. Adapun berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik per 10 Juli 2023, angka inflasi membaik secara nasional 3.52 %, namun demikian angka inflasi di tingkat daerah masih bervariasi. Inflasi terendah di Jambi sebesar 1.96% dan tertinggi di Maluku sebesar 6.07%. Untuk itu, Tito mengingatkan seluruh stakeholder saling berkoordinasi dan berkolaborasi untuk menekan angka inflasi di daerah masing-masing, “Bagi daerah yang terkena inflasi tinggi atau rendah terus dipantau. Jangan cepat berpuas diri. Rendah pertahankan, tinggi harus bisa diturunkan,” jelasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: