Indonesia Perlu Perbaiki Tata Kelola Perikanan

Indonesia Perlu Perbaiki Tata Kelola Perikanan

Nomorsatukaltim.com – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, Indonesia harus memperbaiki tata kelola sektor perikanan. Tujuannya agar sektor ini bisa meningkatkan kontribusinya di masa depan. Sebab, kontribusi sektor perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2022 baru mencapai 2,54%. Padahal harusnya bisa lebih dari itu. Trenggono menganalisa, produksi sektor perikanan termasuk rumput laut sekitar 24,9 juta ton. Dengan harga rerata Rp 20 ribu/kg seharusnya potensi sumbangan yang bisa diberikan sektor ini sekitar Rp 500 triliun. "Saya rasa tata kelola yang harus diperhatikan dengan baik karena kalau kita lihat dari sisi produksi, total produksi sektor kelautan dan perikanan, termasuk rumput laut kira-kira sekitar 24,9 juta ton," ujar Trenggono, Senin (26/6/2023). Selain kontribusi terhadap PDB, ia mengungkapkan bahwa kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP, masih kecil. Selama tahun lalu, sektor kelautan dan perikanan membukukan PNBP sebesar Rp 1,79 triliun. Perolehan PNBP berasal dari sumber daya alam perikanan sebanyak Rp 1,1 triliun, non-SDA Rp 611,8 miliar, dan BLU Rp 44,3 miliar. "Saya kira ada yang gelap, ada yang belum tercatat dengan baik menurut saya. Tapi inilah tantangan yang harus kami perbaiki," tuturnya. Dengan peningkatan kontribusi sektor kelautan dan perikanan, Trenggono berharap di masa yang akan datang Indonesia bisa menjadi juara di lima komoditas, yaitu udang, lobster, tilapia, kepiting, dan rumput laut. Jika dari lima komoditas itu Indonesia bisa menguasai, dari hulu dan hilir, Indonesia bisa menjadi kekuatan baru dunia di sektor kelautan. Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan ekspor hasil perikanan tahun ini bisa tumbuh tinggi, yakni $7,6 miliar dolar AS. Selama ini, lanjutnya, ekspor tertinggi masih dari komoditas udang, tuna, cakalang, cumi, sotong, gurita, dan kepiting. "Semua komoditas ini menjadi andalan ekspor Indonesia, sehingga kami membuat satu program budi daya berkesinambungan," ujarnya. (*/ Ant)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: