Jokowi Keluhkan Amburadulnya Data Pertanian
Nomorsatukaltim.com - Jokowi mengeluhkan amburadulnya data pertanian, yang dinilai tidak akurat dengan kondisi kekinian. Padahal, untuk membuat kebijakan pertanian yang tepat akurasi data menjadi kebutuhan utama pemerintah. Jokowi membeberkan tidak akuratnya data pertanian di Indonesia. Hal itu, lanjutnya, terlihat di program pupuk subsidi. Pemerintah, lanjut Jokowi, telah menentukan kuota pupuk subsidi sebanyak 9 juta ton. Penentuan sebesar itu dilakukan berdasarkan data petani yang membutuhkan pupuk subsidi. Namun nyatanya di lapangan masih banyak keluhan petani tak mendapat pupuk subsidi. "Akurasi kebijakan butuh akurasi data. Kalau sudah diputuskan pupuk subsidi, katakanlah 9 juta ton, itu kan dari data. Tapi, di lapangan masih banyak yang petani teriak, 'Pak pupuk ndak ada pak'," geram Jokowi saat membuka pencanangan Sensus Pertanian 2023 yang disiarkan virtual, belum lama ini. Ia mengungkapkan penyebab pupuk subsidi tak sampai ke petani dipengaruhi banyak faktor, bisa saja pasokannya berkurang atau distribusinya tidak benar. Namun, bisa jadi juga terjadi karena data penggunanya kurang tepat. Misalnya, petani di seluruh Indonesia butuh subsidi 13 juta ton, namun dalam data yang digunakan pemerintah kebutuhan cuma tertera 9 juta ton. "Mungkin supply kurang, atau distribusinya nggak betul. Tapi kalau datanya akurat gampang sekali. Oh iya, bukan 9 juta ton, ternyata 13 juta ton misalnya, udah rampung ndak ada keluhan kan," ungkap Jokowi. Soal Sensus Pertanian sendiri Jokowi mendukung penuh untuk dilakukan. Ia bahkan meminta agar dilakukan tiap lima tahun sekali. Alasannya agar data yang didapatkan makin akurat mengimbangi perkembangan dinamika di lapangan. "Bagaimana saya bisa putuskan sebuah kebijakan kalau datanya nggak akurat, harus yang paling update, paling terkini," tegasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: