Ekspor Pertanian Kaltim Didominasi Sawit
Nomorsatukaltim.com – Ekspor pertanian di Kaltim, didominasi turunan kelapa sawit. Hal itu tercatat dalam data otomatisasi sistem IQFast Badan Karantina Pertanian. Data itu mencatat terjadi peningkatan volume dan frekuensi ekspor komoditas pertanian asal Kaltim di Triwulan I 2023. Mengacu data IQ Fast di Triwulan I 2023, produk turunan sawit tampak dominan. Antara lain, cangkang sawit, palm kernel expeller, palm kernel stearin, ampas sawit, palm kernel oil, RBD palm olein, dan RBD palm stearin dengan frekuensi ekspor 10 kali sebanyak 68.712 ton. Nilai ekspornya sampai Rp 503 miliar. Selain itu karet yang frekuensinya dua sebanyak 403 ton senilai Rp 7,7 miliar. Total nilainya mencapai Rp 507,7 miliar. Di periode sama tahun 2022, ekspor juga didominasi produk turunan sawit meliputi palm acid oil, ampas sawit, RBD palm olein, RBD palm stearin, palm kernel oil, dan palm kernel expeller. Frekuensinya 11 kali sebanyak 26.091 ton, senilai Rp 342 miliar. Peningkatan ekspor dari tahun 2022 dilihat dari peningkatan jenis komoditas ekspor, volume, frekuensi, dan nilai. Hal itu sesuai program Gratieks peningkatan ekspor komoditas pertanian. Kepala Badan Karantina Samarinda Wirawan mengamini komoditas ekspor Kaltim kembali mencatat kinerja positif. Terjadi peningkatan ekspor di 2023 dibanding tahun 2022. Hal itu memberi angin segar bagi eksportir produk pertanian yang sempat lesu. “Peningkatan volume maupun frekuensi ekspor produk karantina pertanian melalui karantina pertanian Samarinda sebagai dampak positif sinergi antar-instansi dan stakeholder terkait,” jelasnya, Jumat (28/4). Ia menambahkan, pihaknya selalu berupaya bersinergi dan berkolaborasi dengan instansi terkait dan stakeholder. “Tujuannya meningkatkan ekspor komoditas pertanian di Kaltim sehingga mampu bersaing di pasar dunia,” ujarnya. Selama ini setiap komoditas yang dilalulintaskan dari pelabuhan dan udara, wajib dilakukan pemeriksaan ketat. Mulai hasil pertanian juga hewani. Pemeriksaan itu dilakukan di laboratorium atau kasatmata. Tindakan ini untuk memastikan produk eskpor bisa diterima negara pengimpor. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, sebelumnya pernah menegaskan urgensi industri kelapa sawit bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, industri sawit menjadi salah satu penopang laju ekspor Indonesia saat seluruh negara mengalami krisis global. Apalagi, selama ini, sawit juga menjadi andalan sekaligus kebanggaan bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan Mnetan SYL saat mendampingi Wapres Maruf Amin dalam pengukuhan pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia. “Saya katakan sawit adalah kebanggan Indonesia karena saat dunia menghadapi pandemi, pertanian tetap menjadi bantalan ekonomi,” ujar Mentan SYL, pada Kamis, (13/4/2023). Nilai ekspor tahun 2022, lanjut Mentan, tumbuh di atas 15 persen. Salah satunya dari sawit. “Yang paling penting target PSR kita jalan. 180 ribu hektare dalam setahun harus kita kejar untuk kepentingan bangsa yang lebih luas,” imbuhnya. (*/ Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: