YKAN Dukung Perikanan Berkelanjutan di Bentang Laut Kepala Burung

YKAN Dukung Perikanan Berkelanjutan di Bentang Laut Kepala Burung

Nomorsatukaltim.com – Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), melakukan pendataan perikanan skala kecil dan survei menyeluruh ihwal aspek penangkapan ikan secara terperinci di tiga kabupaten  di Provinsi Papua Barat Daya. Sejak pertengahan 2022, YKAN menjalin kemitraan dengan nelayan pesisir untuk pendataan perikanan skala kecil melalui program Nelayan Peduli di tigalokasi di wilayah Bentang Laut Kepala Burung. Manajer Senior Perikanan Berkelanjutan YKAN, Glaudy Perdanahardja menjelaskan, ketiga lokasi itu Werur Raya, Kabupaten Tambrauw; Malaumkarta Raya, Kabupaten Sorong; dan Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat. Inisiatif tersebut, lanjutnya, bagian dari kerja sama YKAN dan Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk mendukung peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan di ketiga wilayah terkait, yang kini menjadi bagian dari Provinsi Papua Barat Daya. Glaudy menjelaskan pendataan perikanan menggunakan metode Crew Operated Data Recording System (CODRS), dengan melibatkan nelayan secara langsung dalam melakukan pengambilan data. Metode ini telah dikembangkan YKAN sejak 2014. “Penerapan e-log book dan CODRS upaya mengatasi salah satu hambatan pengelolaan perikanan di Indonesia, yaitu minimnya data perikanan,” jelas Glaudy, dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (12/4/2023). Ia memaparkan sistem e-log book dan CODRS berbicara dalam prinsip dan kerangka kerja yang hampir serupa. Pengalaman YKAN selama lebih dari tujuh tahun melakukan pendataan perikanan kakap, kerapu,dan tuna dengan pendekatan CODRS diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan e-log book ke depan. Glaudy menambahkan, selain bertujuan memperoleh data yang akurat, keterlibatan langsung nelayan dalam upaya pengelolaan perikanan dapat memberi pemahaman lebih mengenai pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan dan habitatnya. “Dengan program ini, kami bisa mengetahui jenis-jenis tangkapan dan rata-rata hasil tangkapan yang kami peroleh. Selain itu kami juga mendapat pengetahuan pentingnya pengelolaaan perikanan yang berkelanjutan. Sebagai nelayan, kami menyadari kehidupan kami bergantung kepada kelestarian laut,” ujar Yunus, mitra nelayan YKAN asal Kampung Waigama, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat. Survei menyeluruh  Selain melakukan pendataan perikanan bersama masyarakat pesisir, YKAN juga melakukan frame survey atau survei menyeluruh di 35 kampung di wilayah perairan Distrik Sausapor dan Bikar di Kabupaten Tambrauw, perairanDistrik Makbon di Kabupaten Sorong, dan perairan Misool secara keseluruhan. Survei itu dilakukan sebulan penuh sejak Februari 2023. Tujuannya memberikan informasi mengenai aspek penangkapan ikan secara lengkap dan terperinci. Survei dilakukan dengan mengumpulkan informasi perahu nelayan, aktivitas penangkapan, alat tangkap, dan hasil tangkapan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi tempat pendaratan ikan, terutama yang memiliki potensi perikanan tangkap. Dari pendataan itu, secara garis besar ditemukan tiga jenis tipe perikanan, yaitu kakap-kerapu laut dalam, tuna, dan perikanan multispesies perairan dangkal atau pesisir. Selain itu, ada 189 spesies ikan yang dominan di lokasi-lokasi tersebut. Informasi yang dikumpulkan dari survei menyeluruh dan data yang diperoleh dari pendataan CODRS akan digunakan secara bersama-sama. “Untuk melihat status dan kondisi perikanan, sehingga pengambilan keputusan manajemen perikanan dapat dilakukan secara akurat,” jelasnya. Plt. Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya, Absalom Solossa, memberi apresiasi kepada YKAN. “Kami berterima kasih kepada YKAN mendukung kegiatan perikanan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat Daya. Salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan perikanan bergantung pada pengelolaan data dan informasi yang memadai, serta berkualitas,” ujar Absalom. Menurutnya data tersebut akan berperan penting mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur, yang menjadi salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Manajer Senior Bentang Laut kepala Burung YKAN Lukas Rumetna, mengungkap, perairan di Bentang Laut Kepala Burung, Provinsi Papua Barat Daya, salah satu perairan yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. “Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya pesisir terpadu yang mengedepankan aspek pelestarian sumberdaya laut dan perikanan, agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan para pemangku kepentingan setempat,” jelasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: