Pangkas Rantai Distribusi

Pangkas Rantai Distribusi

Kepala Balai Karantina Kelas I Balikpapan, Abdul Rahman. (Ferry Cahyanti/Disway Kaltim) Dorong UMKM Komunikasi Langsung dengan Importir Balikpapan, DiswayKaltim.com -- Rantai distribusi yang panjang dan proses yang berliku menjadi salah satu penyebab para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Balikpapan enggan melakukan ekspor. Karena itu, salah satu upaya yang dilakukan Balai Karantina Kelas I Balikpapan adalah dengan memangkas rantai distribusi tersebut. Kepala Balai Karantina Kelas I Balikpapan, Abdul Rahman mengatakan, terus berupaya agar otoritas karantina memudahkan proses. Namun tetap dapat menjamin kesehatan dan keamanan produk yang diekspor melalui sertifikat yang sesuai dengan persyaratan negara tujuan. "Dengan cara ini kita membantu kebijakan pemerintah  dalam menyederhanakan rantai distribusi produk ekspor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) supaya memiliki nilai saing tinggi," katanya. Di sisi lain, dia berharap produsen bisa menciptakan produk bernilai tambah. Tak hanya produk mentah yang pengolahannya justru dilakukan oleh negara importir. Selama ini dari panen petani lalu ke pengumpul ada lagi pedagang. "Lebih bagus dari petani ke importir langsung, kami akan mendorongnya ke arah itu," ujarnya. Dengan cara ini para produsen UMKM dan petani dapat berkontrak langsung dengan para importir. "Selama ini penyaluran produk melewati proses panjang sehingga selisih harga jual akhir dibandingkan dengan harga panen awal menjadi tinggi," kata Abdul Rahman. Kondisi tersebut membawa kerugian bagi pihak produsen karena harus menjual dengan harga yang tergolong di bawah pasar. Kaltim telah berhasil mengekspor pisang kepok ke Malaysia sebesar 4.000 ton senilai Rp 60 juta. Ke depannya masih terdapat potensi buah naga dan buah nanas untuk dikembangkan. Selain itu rumput laut yang bisa diekspor ke China hingga permintaan bandeng segar. Pihaknya pun tengah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk bisa memenuhi tingkat permintaan dan pasokan. "Para petani selama ini didorong terus panen, tetapi nggak ada pasarnya. Jadi dengan adanya permintaan mereka bisa lega karena ada yang menangkap. Sebaliknya juga kemampuan harus disesuiakan dengan permintaan," ungkapnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: