Gandeng Jepang, Kementan Canangkan Modernisasi Asuransi Pertanian

Gandeng Jepang, Kementan Canangkan Modernisasi Asuransi Pertanian

Nomorsatukaltim.comKementerian Pertanian melalui Direktorat Pembiayaan Pertanian menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA). Kedua belah pihak melakukan evaluasi dan rekomendasi serta prospek kerja sama dalam program pilot project Asuransi Usaha Tani Padi Indeks Hasil Panen Padi Berbasis Area atau AUTP IHPPBA. Modernisasi asuransi pertanian dianggap menjadi urgensi yang patut dipriorotaskan. JICA, dikenal sebagai organisasi yang berperan melaksanakan Bantuan Pembangunan Resmi atau Official Development Assistance Jepang. Selama ini telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Pemerintah Daerah, khususnya Kabupaten Karawang dan Kabupaten Kendal dalam hal pengembangan project ini sejak 2017. Pada agenda diskusi dan evaluasi itu, delegasi JICA diwakili tiga tim yaitu JICA Headquarters Mr. Kawanishi Masato dan Mr. Ban Daichi dari Tokyo Jepang; tim JICA Project for AUTP Mrs. Akiko Aikawa; serta tim JICA Indonesia Mrs. Nindita Paramastuti dan Mrs. Erika Inoue. Turut serta tim dari Sanyu Consultant sebagai konsultan project AUTP IHPPBA, Mr. Hasiguchi. Direktorat Pembiayaan dihadiri Direktur Pembiayaan, Indah Megahwati, dan tim dari Kelompok Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian. Agenda dihelat di Kementan, belum lama ini. Koordinator Kelompok PPAP, Ika Purwani berharap agar proses ke depan lebih mengarah dalam pelayanan kepada petani dalam bentuk modernisasi dan digitalisasi internal Kementerian Pertanian. Ia berujar besar harapan terkait kerjasama sistem yang lebih baik bersama PT. Jasindo selaku mitra pelaksana dari program AUTP ini untuk proses simplifikasi sehingga end-to-end process nya bisa lebih sederhana, cepat, tepat dan valid. “Hal ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan perlindungan usaha tani bagi petani dan peternak yang ada di Indonesia,” paparnya. Direktur Pembiayaan, Indah Megahwati membahas pentingnya program AUTP IHPPBA sebagai bukti pemerintah hadir di tengah masyarakat untuk memberi perlindungan usaha, terutama saat paceklik dan krisis pangan melanda dunia saat ini. “Saat ini sektor pertanian tengah menghadapi banyak masalah, tidak hanya di Indonesia saja tapi juga secara global,” ujar Indah. Namun tiga tahun pengembangan pilot project asuransi pertanian menjadi bukti perlindungan petani dari kegagalan panen yang menimbulkan kerugian cukup besar. JICA Headquarters, Mr. Masato, menyampaikan hal sama. Pihaknya memberi apresiasi Kementerian Pertanian yang telah melakukan peningkatan dan kemajuan dari penerapan AUTP, terutama sejak 2017. "Kami melihat banyak kemajuan dari project AUTP IHPPBA, walaupun masih sangat banyak hal yang harus diperbaiki," ujar Mr. Masato. Diskusi berkembang soal perbaikan yang disampaikan perwakilan Sanyu Consultant, Mr. Hasiguchi. Menurutnya ada pelbagai problematika yang ditemukan namun ada beberapa rekomendasi yang selaiknya mampu diterapkan Kementerian Pertanian sebagai regulator di program ini. Hasiguchi menjelaskan, pertama soal ubinan yang dianggap sebagai tantangan utama dari AUTP IHPPBA. Ia menyerankan agar dinaikkan menjadi se-kecamatan, untuk mengurangi error yang ada. Kedua, peningkatan SDM pendamping agar ubinan yang dihitung valid dan tepat. Ketiga, diharapkan peningkatan nilai pertanggungan premi serta risiko pertanggungan. “Terakhir, adanya simplifikasi dari step pendaftaran serta klaim asuransi" jelas Mr. Hasiguchi. Mr. Hasiguchi juga mengingatkan antisipasi risiko pertanggungan akibat bencana alam, seperti badai siklon, angin topan dan bencana alam lainnya. Ia berujar hal itu sebaiknya ikut ditanggung mengingat AUTP IHPPBA adalah asuransi multi-risiko. Termasuk meningkatkan rasio premi di tingkat kecamatan dan kompensasi yang ditingkatkan. (*) Sumber: Kementan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: