Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Berau Menurun

Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Berau Menurun

Tanjung Redeb, Nomorsatukaltim.com - Angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Berau sepanjang tahun 2022 terus menurun. Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau mencatat angka kematian ibu dan anak sebanyak 8 kasus. Hal itu disebabkan oleh pandemi COVID-19. Penurunan jumlah angka kematian ibu dan anak mencapai 50 persen dibanding tahun sebelumnya sebanyak 16 kasus. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Berau, Suhartini menuturkan, penyebab kematian ibu dan anak didominasi oleh pandemik COVID-19. Sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). “Jadi kasus COVID-19 yang menyebabkan kematian anak dan ibu tidak terhitung,” ungkapnya. Adapun 8 kasus tersebut, berasal dari daerah Kelurahan Tanjung Redeb, Bugis, dan daerah pesisir seperti Kampung Tubaan dan pedalaman seperti Long Boi. Menurutnya faktor kematian ibu dan anak tidak terpengaruh dari jauhnya akses ke wilayah rujukan. Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) juga sudah memiliki fasilitas untuk ultrasonografi (USG), kecuali fasyankes yang berada di Long Boi. Ditegaskannya, sesuai arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), minimal melakukan pemeriksaan ke fasyankes sebanyak 6 kali, dan bukan lagi 4 kali. Kasus kematian ibu dan anak juga bukan menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah saja. Tetapi elemen diri sendiri, hingga masyarkat setempat juga harus ikut memantau. Pihaknya diakuinya, masih menemukan ada ibu hamil dan pihak keluarga yang tidak mengikuti saran untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Walaupun, Berau sendiri sudah menyediakan rumah tunggu dengan fasilitas lengkap. Begitu juga untuk biaya lainnya seperti konsumsi akan ditanggung oleh pemerintah daerah. “Memang ada yang kami temukan, pasien yang tidak mau dirujuk. Peran masyarakat diperlukan ikut mengayomi untuk membantu kalau pihak keluarga memang tidak mau,” tegasnya. Kendati demikian, menurutnya kematian ibu dan anak banyak disebabkan oleh kasus hipertensi dan preeklamsia. Di mana, kasus itu banyak menyerang ibu muda. Melalui fasyankes, pihaknya akan memantau penuh perkembangan ibu hamil sesuai kerawanan kehamilan. “Penyebab lainnya seperti jarak kehamilan yang terlalu dekat dan usia kehamilan juga memengaruhi kasus,” tambahnya. Targetnya tahun ini nol kasus kematian ibu dan anak di Bumi Batiwakkal. Semakin rendah hasilnya semakin baik. Diharapkan, angka kematian tahun ini tidak melebihi 8 kasus. “Kami selalu audit angka kematian ibu dan anak, dan meminta fasyankes untuk menekan kasus tersebut,” tandasnya. (*)   Reporter: Amnil Izza 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: