Harga Batu Bara Meroket, Ekonomi Kaltim Diprediksi Tumbuh

Harga Batu Bara Meroket, Ekonomi Kaltim Diprediksi Tumbuh

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pengusaha batu bara kebanjiran rezeki nomplok. Ya, harga emas hitam alami kenaikan beberapa hari terakhir. Kondisi ini disambut suka cita oleh para pengusaha. Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) Samarinda Eko Prayitno menuturkan pemicu melonjaknya harga batu bara di antaranya karena perayaan Imlek. Tingginya permintaan batu bara ke Tiongkok usai libur panjang perayaan Tahun Baru Imlek, membuat perputaran roda ekonomi Negeri Tirai Bambu itu berputar lagi. Bahkan selama empat hari berturut-turut persentase kenaikan mencapai 12,21 persen. Baca juga: Pembatasan Ekspor Batu Bara Tak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi "Di China sana sempat stop produksi sehingga setelah aktif lagi pasti nyarinya ke Indonesia. Biasanya kalau Imlek pasti begitu, tahun baru juga sama. Mereka setop total (impor) tapi produksi dan konsumsinya tetap jalan," kata Eko dikonfirmasi nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN), Selasa (8/2/2022). Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga dua bulan mendatang. Setelah itu harga akan perlahan kembali normal. Melansir data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah telah menetapkan harga batu bara acuan (HBA) mencapai US$188,38 per metrik ton pada Februari 2022. Angka tersebut melonjak US$29,88 per metrik ton dibandingkan dengan Januari yaitu US$158,50 per ton. Tingginya konsumsi dari Tiongkok adalah faktor utamanya. Naiknya harga batu bara ini tentu merupakan rezeki nomplok bagi pengusaha batu bara. Di mana sebelumya para pengusaha sempat dibuat galau lantaran sulit menjual akibat larangan ekspor ke luar negeri oleh pemerintah pusat. Kebijakan itu diterbitkan guna memenuhi kebutuhan batu bara dalam negeri. Meski akhirnya pemerintah mencabut larangan tersebut, tapi bagi perusahaan yang tercatat sudah mematuhi ketentuan DMO pada 31 Januari 2022. Sehingga tidak berlaku bagi lerusahaan yang belum menerapkan DMO. "Nomploknya itu beberapa hari lalu. Tapi ini harga tetap fluktuatif, mengikuti harga pasar kan," imbuh Eko. Momen seperti ini diperkirakan akan kembali terjadi saat Tiongkok menghadapi musim dingin. Konsumsi baru bara sebagai sumber energi dan penghangat akan makin meningkat. Harga pun akan mengikuti. Usai musim dingin, konsumsi turun, harga pun akan kembali normal. Naiknya harga batu bara yang dipicu meningkatnya permintaan ini pun diyakini berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan pertama 2022. Hal itu diutarakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Ricky P Gozali. "Momen Chinese Lunar Year dan Winter Olympics jadi pendukung di tengah harga komoditas international yang masih berada di level yang relatif tinggi," ujarnya. Ditambah lagi keran ekspor batu bara yang sudah dibuka. "Sehingga eksportir dapat kembali melakukan ekspor sejak Februari dan carry over volume ekspor yang sempat tertahan pada Januari lalu," tambahnya. Kendati demikian Ricky mengingatkan para pengusaha batu bara. Terkait fenoman cuaca La Nina yang diperkirakan mengganggu kinerja sektor pertambangan serta pertanian. Akibat kecenderungan curah hujan yang akan meningkat di triwulan 1 2022. (boy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: