Ngopi Sore: Menyeimbangkan Kehidupan Nyata dan Dunia Maya di Era Medsos

Ngopi Sore: Menyeimbangkan Kehidupan Nyata dan Dunia Maya di Era Medsos

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Anda sudah tahu. Media sosial bak pedang bermata dua. Di satu sisi menguntungkan, di sisi lainnya menjerumuskan. Dua konten kreator ini berbagi kisah sukses memanfaatkan medsos. Siapakah di antaranya pembaca yang tidak punya akun media sosial? Rasa-rasanya hanya anak di bawah umur, atau mereka yang berada di luar jangkauan sinyal telekomunikasi. Saat ini, medsos sudah menjadi bagian hidup sehari-hari. Tak ada rasanya, masyarakat kini tak berselancar di dunia maya. Entah itu untuk sekadar urusan pekerjaan hingga penghilang kegabutan. Bahkan ada istilah saat ini, bangun tidur pun yang dicari adalah ponsel. Efek medsos kini pun berubah menjadi alternatif penghasil cuan. Berlomba-lomba menjadi nomor satu untuk menjadi viral. Ada yang melalui konten positif, begitupun sebaliknya. Kadang ada yang berdampak positif, begitupun sebaliknya. Marjuki adalah pengguna medsos yang mampu memanfaatkannya sebagai sandaran hidup. Melalui kanal YouTube Julak Atui, Marjuki mampu menarik banyak subscriber. "Lebih banyak sukanya sih, kadang pas lagi makan ternyata dibayarin," katanya kepada Leliyana Andriyani dalam program ‘Ngopi Sore’ garapan Diskominfo Kaltim. Marjuki mengatakan tak mudah mencapai kesuksesan seperti saat ini. Meski ia mengaku jauh dari kesempurnaan. Kanal YouTube yang dikelolanya tidak serta-merta langsung membuatnya viral seperti saat ini. Perlu kerja keras. Beda halnya, dengan orang saat ini yang baru mendalami dunia medsos. Ingin viral seketika. Inginnya instan. Kadang sampai stres jika tidak banyak yang menonton. Padahal ujarnya perlu waktu dan proses hingga bisa seperti saat ini. "Kebanyakan maunya instan, padahal ada tahap-tahapnya," ujar Julak Atui. Serupa yang disampaikan oleh Ela. Dara cantik yang viral di medsos sekitar setahun belakangan. Saat itu ia terkenal dan viral saat membantu ibunya berjualan es kelapa muda. Ya, tentu saja es kelapa muda yang dijualnya digandrungi oleh kaum Adam. Hingga sampai viral saat itu. Seperti halnya Julak Atui, Ela pun senang ketika memang dirinya dikenal oleh banyak orang. Namun tidak sedikit cibiran diterima olehnya. Mulai body shaming, hingga paling parahnya dibilang ganggu suami orang. Padahal tidak salah dirinya berjualan es kelapa muda, yang digandrungi para pria. "Ya banyak suka dukanya lah," kata Ela. Tapi dengan ketenarannya saat ini, dirinya mengaku banyak endorse yang masuk. Menggunakan jasanya. Tentu kembali lagi, menghasilkan cuan. Ditengah kesibukannya tetap berjualan es kelapa muda bersama ibunya. Dara cantik inipun seperti halnya Julak Atui, memperingatkan agar bijak dalam bermedsos. Tidak menghalalkan segala cara demi mencari ketenaran belaka. Tetap tampil apa adanya. Tentu dengan memberikan karya yang positif. Bukan asal karya, biar ngetop seketika. "Tetap berusaha, buat konten positif, dan dimulai dengan baik," ujar gadis berambut sebahu ini. Pakar Psikologi, Yulia pun berpendapat demikian. Memang pada dasarnya setiap orang itu ingin dikenal. Atau saat ini kerap disebut ingin viral. Kadang dengan viral, kini dianggap menjadi pintu masuk untuk menjadi terkenal. Tapi ya itu tadi, tidak semudah dan secepat itu. Ada proses dan tahapan yang harus dilalui. Terutama bagi remaja-remaja saat ini. "Orang tua harus waspada, perlu memberikan pemahaman sejak dini bagi anak-anak yang bermain medsos," jelas Yulia. Alangkah baiknya, jika seseorang terkenal karena memang memiliki skill atau kemampuan. Sehingga dampaknya pasti dengan menciptakan konten-konten yang positif untuk diterima masyarakat, sebagai penikmat medsos. Karena dengan bermedsos, kadang menyebabkan mengganggu kesehatan mental. Jika saja tidak diimbangi dengan bermedsos yang sehat. Dia coba mencontohkan, banyak anak-anak muda yang stres ketika karyanya tidak banyak yang ditonton. Sedikit menyukai, ujung-ujungnya stres. Disinilah peran serta orang tua dalam melakukan pendampingan. "Yang ingin viral tidak ada yang instan, viral lah karena punya kemampuan," tutup Yulia.  (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: