Banjir Rob akibat Bulan Mati dan Siklon Tropis

Banjir Rob akibat Bulan Mati dan Siklon Tropis

Nomorsatukaltim.com - Sejumlah daerah di Kalimantan Timur mengalami fenomena banjir rob dalam sepekan terakhir. Peristiwa yang baru pertama kali terjadi selama beberapa dekade. Puluhan warga yang tinggal di kawasan pesisir Balikpapan Barat dan Balikpapan Selatan dibuat was-was ketika air pasang menggenangi perkampungan mereka. Peristiwa yang terjadi pada Senin (6/12) malam menyebabkan sedikitnya satu rumah warga mengalami kerusakan. Warga RT 25 Kelurahan Damai Bahagia, Balikpapan Selatan melaporkan salah satu rumah mengalami kemiringan akibat hantaman gelombang. Situasi tak jauh berbeda juga dialami warga RT 39, Kelurahan Gunung Bahagia. Rumah warga juga digenangi air akibat air laut yang tengah pasang dan intensitas hujan yang tinggi di Balikpapan. “Air pasang tidak seperti biasanya,” ujar seorang warga dalam video yang beredar. Sementara di RT 04 Klandasan Ulu, masih di kecamatan yang sama, satu rumah roboh akibat diterjang ombak. Beruntung rumah itu sudah ditinggal penghuninya. Di Margasari, Baru Tengah dan Baru Ulu, Kecamatan Balikpapan Barat, warga juga dibuat was-was. Pasalnya air laut menggenangi jalan-jalan. Udin warga yang bermukim di RT 11 Margasari mengaku, banjir rob kali ini jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Karena saat itu, kalau pun air laut naik, tidak sampai mengenai rumah warga, tapi beberapa hari ini rumah warga sudah terendam. Sementara itu, Ketua RT 30 Margasari, Abdal mengaku, banjir rob yang terjadi ini cukup tinggi dibandingkan beberapa tahun terakhir. Meski begitu warga masih bertahan di rumah masing-masing dan belum ada yang mengungsi karena ingin berjaga-jaga di dalam rumah Peristiwa serupa juga terjadi di Kota Bontang. Warga Kelurahan Bontang Kuala merasakan genangan air laut selama berhari-hari. Peristiwa yang belum pernah mereka alami. Wakil Wali Kota Bontang, Najirah mengakui ketinggian air akibat banjir rob semakin meningkat. “Kami akan upayakan agar dua persoalan utama, yakni banjir rob dan banjir luapan air sungai saat curah hujan tinggi bisa diatasi,” katanya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebut ketinggian banjir rob pada awal Desember mencapai 2,5 meter. Calon ibu kota negara baru, Penajam Paser Utara (PPU) tak luput dari banjir rob. Bahkan tanggul yang dibangun Pemkab PPU sampai jebol. Sedikitnya 70 rumah warga di kawasan pesisir pantai sejak Sabtu sore (4/12) hingga Minggu (5/12) terendam air payau. Mulai wilayah Pelabuhan Penajam, hingga ke Kelurahan Nenang, Tanjung Tengah sampai ke Desa Sesulu Kecamatan Waru dan Babulu Laut Kecamatan Babulu. “Banjir menggenangi ke halaman rumah warga, bahkan sampai masuk ke rumah-rumah warga di Nenang dan Tanjung. Ada juga air yang sampai masuk ke ruang kelas sekolah di Babulu,” ujar Kepala Pelaksana BPBD PPU, Marjani, Senin (6/12).

AKIBAT SIKLON TROPIS

Kepala Stasiun BMKG Balikpapan, Erika Mardiyanti mengatakan gelombang tinggi di perairan Kalimantan patut diwaspadai.  Terutama bagi para nelayan. "Gelombang tingggi. Kalau kita ada yang biasanya 2,5 meter tapi di periode tertentu. Sebelumnya potensi sedang saja, tapi sekarang bisa 3 meter," ujar Erika, Rabu (8/12/2021). Kondisi ini merupakan bagian dari fenomena siklon tropis. Karena dorongan angin yang menguat, berpotensi memicu puting beliung. Karenanya, ia mengimbau masyarakat agar selalu memperbarui informasi prakiraan tinggi pasang air laut oleh BMKG Balikpapan. "Diharapkan selalu meng-update informasi BMKG. Karena pergerakan dari kondisi cuaca itu tidak ada batas ruang dan waktu," jelasnya. Selain fenomena siklon tropis, peristiwa lainnya yakni bertepatan dengan fase bulan mati yang terjadi di setiap tahunnya. Fase bulan mati ini merupakan peristiwa bulanan yang terjadi dalam kaitannya ke peristiwa pergantian tahun lama ke tahun baru. "Ini biasa terjadi karena fase bulan mati itu pasti air pasang, bisa mencapai maksimum atau pasang tinggi," jelas Mulyono Leo Nardo, selaku Kepala Seksi Bidang Data dan Informasi BMKG Balikpapan. Hal ini lah yang menyebabkan tinggi pasang air laut tersebut tidak dapat dibendung dan akhirnya menggenangi rumah-rumah warga khususnya yang berada di pesisir Balikpapan. Mulyono menjelaskan tinggi pasang air laut ini mulai terjadi sejak 4 Desember lalu. "Sejak 4 Desember lalu hingga ke sampai awal tahun, seperti yang diprediksikan BMKG," jelasnya.  Kenaikan tinggi pasang air laut kali ini mencapai 3 meter dan terjadi kira-kira mulai pukul 18.00 WITA hingga 22.00 WITA.   Mulyono juga mengimbau warga yang berdomisili di sekitar wilayah pesisir untuk mewaspadai peristiwa pasang tinggi ini yang masih akan terjadi hingga awal Januari dan kemungkinan terjadinya banjir rob jika disertai dengan hujan. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: