Tangani Jalan Rusak di Kutim, Alat Berat Disebar ke Kecamatan

Tangani Jalan Rusak di Kutim, Alat Berat Disebar ke Kecamatan

KUTIM, nomorsatukaltim.com – Penanganan jalan rusak di Kutai Timur (Kutim) merupakan pekerjaan sulit. Dinas Pekerjaan Umum (PU) pun terpaksa harus memilih prioritas penanganan. Guna percepat perbaikan, alat berat pun disebar pada tiga titik kecamatan. Kecamatan Batu Ampar, Muara Bengkal, dan Bengalon jadi markas sementara alat berat. Sehingga ketika dibutuhkan, gerak alat berat ini tak memakan waktu yang lama. Kondisi jalan pedesaan rerata masih tanah tentu akan mudah rusak saat dilintasi kendaraan. Ditambah curah hujan yang meningkat jadi penyebab banyak jalan yang butuh penanganan. Suka tidak suka, Dinas PU harus bekerja keras melakukan perbaikan di pelosok kecamatan. Baca juga: Jalan Rusak di Kecamatan Damai Kubar Picu Lakalantas Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PU Kutim, Asran Lode mengatakan, panjang jalan yang jadi tanggung jawab Pemkab Kutim ada 1.100 km. Sementara yang sudah diaspal dan cor semen hanya 320 km saja. “Jadi memang masih banyak jalan milik kabupaten yang berupa jalan tanah. Maka perlu siap untuk melakukan perbaikan,” ucap Asran dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Oleh karena itu pula Dinas PU menaruh alat berat di tiga kecamatan tersebut. Akan mudah memindahkan, meski lokasi yang butuh perbaikan di kecamatan lain. Asran juga memastikan perbaikan yang ditangani Bina Marga lebih banyak jalan penghubung antar desa. “Bila memungkinkan bisa ditingkatkan, kami akan tingkatkan kualitas jalannya. Tapi yang utama, akses masyarakat tidak terganggu dulu,” paparnya. Walaupun penanganan hanya bersifat sementara, tapi jalan yang rusak dapat tertangani dan warga dapat melintas. Makanya perlu disiapkan alat di wilayah tersebut. Agar upaya perbaikan bisa cepat dilakukan. Asran menjelaskan, teknis perbaikan yang dilakukan mulai dari membersihkan jalan dari kubangan air. Setelah itu tumpukan tanah padat dihampar untuk proses peninggian badan jalan. Setelah dipadatkan kembali diberi tumpukan tanah halus sebagai lapisan baru. “Baru dilapis lagi dengan agregat urukan pilihan bercampur batu,” urainya. Walaupun dari pemeliharaan itu umur jalan hanya bertahan 1 tahun saja. Tapi menurutnya sudah cukup untuk dipakai menjadi akses jalan masyarakat. Lantaran jika ingin ditingkatkan jadi aspal atau beton bakal memakan biaya besar. “Anggaran belum sanggup menutupi dan perbaikan akan memakan waktu yang lama,” katanya. Seperti baru-baru ini Jalan Sepat di Desa Sepaso Induk, Kecamatan Bengalon yang rusak akibat kerap turun hujan. Jalan berlumpur dan tak bisa dilintasi kendaraan roda dua karena masih belum ada peningkatan. Perbaikan langsung dilakukan karena jalan itu sudah jadi akses utama masyarakat. BCT/ZUL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: