Petani Porang di Berau Ditawarkan Kredit Perbankan, Bukti Porang Menjanjikan?

Petani Porang di Berau Ditawarkan Kredit Perbankan, Bukti Porang Menjanjikan?

Berau, nomorsatukaltim.com - Fenomena menanam porang telah menjalar ke Kabupaten Berau. Di daerah paling utara Kaltim ini, para petani telah membentuk komunitas petani porang. Sebagian beralih dari petani sayur-sayuran menjadi bertani tanaman umbi-umbian itu. Apalagi, pemerintah daerah turut mendorong pengembangannya. Risman Angga, adalah satu dari puluhan petani yang mencoba beralih ke tanaman porang. Ia mulai membudidayakan tanaman yang juga dikenal dengan nama lies-lies ini sejak tahun lalu. Percobaan pertama dilakukan di lahan seluas 100 meter persegi. Di belakang rumah kayu miliknya. Di sisi Jalan Poros Limunjan, Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau. Risman memang tak sendirian. Ia bekerja sama dengan pembudidaya lain; Haji Fahrul. Yang telah melanglang ke berbagai daerah untuk berguru ilmu budi daya tanaman yang menjadi primadona dalam dua tahun terakhir. Lahan satu petak yang dipercayakan orang lain kepada Rusman itu sebagai modal awal. Haji Fahrul yang awalnya mengajak Rusman bekerja sama kemudian mendatangkan bibit tersertifikasi dari Surabaya. Mulailah mereka menanam perdana sekitar 20 ribu bibit porang tahun lalu. Setelah itu mereka membentuk Kelompok Tani Porang Berau Sejahtera. Dan kini sudah ada total empat titik lahan pertanian di bawah komando Haji Fahrul dalam kelompok tani itu. Dari 20 ribu bibit yang ditanam di lahan 100 meter persegi, dikembangkan menjadi total empat petak lahan pertanian. Saat panen perdana, awal tahun ini, semua umbi dan buah (katak) dikembangkan lagi menjadi bibit. Lalu ditanam di 3 titik lahan tambahan tadi. "Kami tanam sudah mulai dari tahun lalu. Sudah pernah panen sekali. Hasil panen dikembangkan lagi di daerah Sungai Buntu RT 20," ucap Rusman Angga, ditemui di lahan pertaniannya, Senin (15/11/2021) mengutip Disway Kaltim. "Ini tanam kedua. Bibit yang sudah pernah diturunkan sekitar 20 ribu. Terus sudah ditanam akhir bulan 9 kemarin," tambahnya menjelaskan seraya menunjukkan hamparan tanaman porang setinggi rata-rata betis orang dewasa. Rusman menjelaskan, tanaman yang tergolong spesies Amorphophallus Muelleri Blume ini dapat dipanen dalam satu musim selama delapan bulan. Jika perkembangannya bagus, bahkan bisa 6-7 bulan. Sementara proses pembibitan, awalnya memang harus didatangkan, katanya. Setelahnya, Kelompok Tani Berau Sejahtera melakukan pembibitan secara mandiri. Bibit itu, berasal dari buah atau biji (katak) tanaman porang yang telah dewasa. Satu pokok porang umumnya menghasilkan lima buah katak. Selain itu, umbi porang itu sendiri juga dapat berperan sebagai bibit. "Tapi kalau umbi ditanam lebih cepat prosesnya. Kalau katak disemai dalam polybag dulu. 2-3 bulan bisa dipindah," katanya. Menurut pengakuannya, menanam porang memang jauh lebih mudah. Tidak ada hama, kecuali jamur. Penyuburan hanya menggunakan pupuk organik (pupuk kandang). Itulah alasan mengapa Rusman kini memilih beralih ke tanaman porang. Dengan sepetak lahan 100 meter persegi, ia bisa menanam hingga 20 ribu pokok dengan jarak tanam 50 sentimeter per pokok. Dari situ, ia sudah dapat membayangkan untung puluhan juta rupiah jika komoditas ekspor itu tiba masa panen. "Dulu saya tanam sayur-sayuran biasa saja. Terus diajak Haji Fahrul menanam porang. Memang selama dua tahun ini belum ada hasilnya. Tapi panen selanjutnya kita bisa lihat. Insyaallah panen kedua ini hasilnya sudah bisa dijual," imbuhnya. Rusman meyakini, bertani porang punya prospek yang menjanjikan bagi petani sepertinya. Pasalnya, hampir semua komponen dalam setiap pokok tumbuhan ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai jual. Bahkan, berdasarkan kalkulasinya, hanya dengan menjual bibit sudah bisa mengantongi laba. "Bayangkan saja, sekian lama saya bertani tidak pernah didatangi orang bank menawarkan kredit. Ini kemarin, orang bank, langsung datang ke rumah menawarkan modal. Itu bukti bahwa barang ini menjanjikan," ujarnya. "Sudah banyak orang yang mengajak saya bekerja di tempat lain, tidak saya terima. Padahal sudah dua bulan saya tidak pegang uang. Tapi saya yakin ini akan menguntungkan. Seperti air laut, setalah surut pasti akan ada pasang. Tahun depan saya berencana membuka lahan sendiri juga," tuntas Rusman Angga. *Didukung Pemkab Pemerintah Kabupaten Berau memberi dukungan penuh pengembangan tanaman bernilai ekonomi tinggi; porang. Bulan lalu, Bupati Berau, Sri Juniarsih turut dalam penanaman perdana demplot budi daya tanaman porang semi insentif di Kampung Sembakungan, Kecamatan Gunung Tabur. Kegiatan yang diinisiasi Dewan Pengurus Cabang (DPC) Penggiat Petani Porang Nusantara (P3N) Kabupaten Berau itu dilakukan di atas lahan seluas 1 hektare dalam tahap awal pengembangannya. Menurut Sri Juniarsih, pengembangan porang tersebut merupakan satu langkah kemajuan bagi pengembangan sektor pertanian di kabupaten. Ia berharap, dukungan yang diberikan dapat memacu semangat petani yang akan membudidayakan tanaman tersebut. "Saat ini budi daya tanaman porang lagi di masa-masa trennya. Diharapkan, petani yang telah berkomitmen untuk membudidayakan tanaman ini harus lebih semangat lagi," tuturnya kepada para petani kala itu. Apalagi, tambahnya, budi daya tanaman ini didukung penuh Menteri Pertanian ketika mencapai lahan seluas 500 hektare. Artinya, ini merupakan sebuah pertanian besar dan sangat menjanjikan, katanya. "Walau tahap ini masih satu hektare, semoga ke depan kita dapat mencapai target yang telah ada, dengan menggabungkan lahan-lahan yang ada di beberapa kecamatan,” imbuhnya. "Harapannya, semangat ini jangan panas di awal, tetapi harus betul-betul dijalani dengan sepenuh hati. Karena tanaman ini punya potensi di ekspor keluar dan hasilnya cukup menjanjikan," pungkas Sri Juniarsih. DAS/DNN/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: